Mohon tunggu...
Peri Danau
Peri Danau Mohon Tunggu... -

Kamu percaya pada keajaiban? Aku percaya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan Dalam Botol

15 September 2012   12:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah tergores dalam tubuhku

Pesan yang lebih rahasia dari tajam panah asmara

Aku dihempas ombak sebelum ucap selamat tinggal

Terapung-apung bersama buih keperakan

Kepergianku lebih cepat dari Bulan tenggelam

Menggigil di tengah laut hitam perkasa

Melayar dalam diam, merindui pasir yang aman membungkus

Seperti kaus pada kaki bayi-bayi

Terlepas bebas sumbatku

Dan ayat-ayat itu mengalirlah

Mengisi indah liang telinganya

Bergetar dadanya, di setiap lafaz terucap

Sebelum kemudian lenyap

Saat Fajar meninggi, kubuai dia dengan cerita dongeng

Kubelai jiwanya penuh kearifan

Geliat tubuhnya penuh kemurnian

Wajahnya damai tenang

Bibir pantai yang habis dijilat

Meninggalkan kerang sewarna tulang

Kala gelombang menerjang

Kami masih berpelukan

Kusunting doa dan kutiupkan

Pada bibirnya yang rekah

Demi Bulan dan Bintang di langitmu

Biarkan aku berlayar sendiri

Membaringkan sisa-sisa kekuatanku

Tersebutlah aku si pembawa pesan

Dan kesucian cinta itu melebihi segala

Mungkin garis takdirku putus sampai disini

Namun ceritaku akan terkenang seribu masa

Tak akan binasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun