Mohon tunggu...
Wahyudi Iskandar
Wahyudi Iskandar Mohon Tunggu... Swasta -

twitter: WAHYUDI ISKANDAR facebook: WAHYUDI ISKANDAR googl+: WAHYUDI ISKANDAR Fanpage: WAHYUDI ISKANDAR

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Dirimu tak Lagi Dapat Kulihat, Kusentuh, kudengar

24 Agustus 2015   04:28 Diperbarui: 5 April 2018   12:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEPERGIANMU MEMBEKAS DAN TAK DAPAT TERLUPAKAN

 

AYAHANDA TERCINTA YANG SANGATLAH SAYA HORMATI ISKANDAR ISHAK BIN ISHAK IBRAHIM TELAH BERPULANG TANGGAL 21 OKTOBER 2014 LALU.

MOGA AMAL IBADAHNYA DITERIMA DISISI ALLAH SWT.

AMIN.

 

Dulu Ketika Dirimu masih ada entah mengapa diriku menjauh kini setelah dirimu tiada mengapa hidupku seperti perahu yg tak bertali yg berlayar di samudera yg tak bertepian. tak adalagi senyuman khas dirimu tak ada lagi amarahmu yg dapat menghiasi kerinduanku dan tak ada lagi ocehanmu ygang penuh dengan nasehat itu.

 

Hampir setahun setelah kepergianmu segala sesuatunya terasa sangatlah hampa dan sangat jauh berbeda BAPAK kami anak anak bapak masih sangat memerlukan BAPAK kini saya sebagai anak yang tertua selalu dilanda kebingungan HARUS BAGAIMANA MENGHADAPI ADEK.

Mereka yang sedari dahulu jauh dari saya dan hampir tak mengenali wajah saya lagi kini harus kah saya mencampuri kehidupan mereka?

mereka yang sedari dahulu hidup bergelimangan dan penuh kasih sayang yang berlebih kini tak dapat lagi diriku berikan karena diriku sendiri tak memiliki kemampuan. akankah mereka mau mendengarkan pandangan dan nasehatku?

BAPAK Penyesalan kini menyelimuti HATi ANAKMU INI 

MENYESAL mengapa dahulu kita harus hidup berjauhan

MENYESAL mengapa dahulu diriku harus berbuat sesuka hatiku saja

MENYESAL mengapa dahulu diriku tak pernah mau mengakui kekuranganku dan selalu merasa mampu dalam menjalani kehidupan ini sebagai seorang abang anak sulung yang menggantikan dirimu

 

Saat ini diriku merindukan Ocehanmu Amarahmu dan diriku merindukan tatapan tajam bola matamu yang penuh dengan arti itu mengapa diriku sangat merindukan semua itu?

HARUSKAH diriku mengatakan bahwasanya diriku sangatlah kehilangan dirimu

SEMENTARA dahulu disaat kau masih dapat kusentuh diriku berlari menjauh disaat dirimu masih dapat kudengar diriku berusaha untuk tak mendengarkan disaat dirimu masih dapat kulihat kujadikan jarak yang jauh sebagai alasan untuk kita tak bersua dan saling bertatapan muka.

 

NAMUN jauh dilubuk hatiku diriku selalu ingin berada dekat dengan dirimu BAPAK KU yang sangat ku hormati dirimu adalah satu-satunya sosok yang ku kagumi dan hingga saat ini diriku selalu iri akan dirimu

caramu mengayomi keluarga menyayangi anak -anak mu

caramu menjalani kehidupan

caramu menjadi abang

caramu menjadi seorang anak

caramu menjadi suami

caramu menjadi BAPAK buat kami Anak-anakmu

caramu menjadi sahabat dan teman

 

ITU semua selalu membuat diriku iri padamu

BAPAK bila ada cita cita yang ingin bapak tanyakan padaku jawabku satu

DIRIKU INGIN SELALU MENJADI BAYANGANMU DI MATA SEMUA ORANG YANG PERNAH MENGENALIMU

 

entah berapa banyak kata yang ingin ku ucapkan untukmu namun kusadari itu semua tiada guna lagi kini dirimu telah meninggalkan kami. hanya do'a yang dapat kami kirimkan dan hanya kekecewaan yang dapat kuberikan padamu hingga akhir hayatmu BAPAK MAAFKANLAH ANAKMU INI

 

KINI KAU TAK DAPAT LAGI KU DENGAR

KINI KAU TAK DAPAT LAGI KU SENTUH

KINI KAU TAK DAPAT LAGI KU LIHAT

 

NAMUN KAU TETAPLAH PANUTANKU KAU ADALAH SOSOK GURU DAN BAPAK YANG SUDAH SANGAT BERHASILDALAM PANDANGANKU

 

BAPAK RINDUKU PADAMU SEPANJANG HAYATKU

"ISKANDAR ISHAK BIN ISHAK IBRAHIM"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun