Mohon tunggu...
Permata Perbendaharaan
Permata Perbendaharaan Mohon Tunggu... PNS -

Halaman Lomba Kehumasan Ditjen Perbendaharaan 2015. dibangun untuk meningkatkan pengenalan masyarakat Indonesia terhadap tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Struktur Perbendaharaan Global

7 Juli 2015   13:29 Diperbarui: 7 Juli 2015   13:44 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Darso Widodo, KPPN Liwa

[caption caption="globalisation"][/caption]

Perkembangan Globalisasi di dunia berkembang dalam tahapan-tahapan. Pada abad-19 dilakukan dengan agresi fisik dalam bentuk pelayaran dan penjajahan benua baru dengan kedok perdagangan, walaupun ternyata hanya eksploitasi sumber alam lokal saja. Abad-20, globalisasi dikemas dalam bentuk politik, budaya, dan teknologi yang diarahkan untuk memenangkan pasar dan mendorong merchantilism. Abad-21, globalisasi dirangkai dalam bentuk demokratisasi untuk menghindari adu kekuatan secara fisik militer. Pemilik dana besar sudah siap ekspansi dengan membeli pengikut. Untuk itu diperlukan satu bentuk globalisasi baru untuk masa depan yang lebih baik.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan boleh menjadi pioneer dalam masalah ini dan mengambil peluang sebagai pelopor.

Tulisan ini mencoba mengingatkan kembali susunan struktur organisasi ideal sebagai satu usaha membangun globalisme baru. Struktur yang ideal ini untuk menjawab pertanyaan bagaimana struktur bisa mempengaruhi jalannya organisasi dan menentukan nasib anggota-anggotanya. Serta, bagaimana struktur bisa mempengaruhi lingkungan eksternal organisasi, yakni masyarakat. Adapun, organisasi sendiri terdiri atas empat unsur pokok. Unsur pokok organisasi adalah :

  1. kelompok orang 

  2. pembagian kerja/aktivitas 

  3. kerjasama (hubungan) 

  4. tujuan bersama. 


Keempat unsur tersebut merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Apabila salah 
satu unsur tidak dipenuhi, berarti organisasi kurang lengkap, bahkan kemungkinan tidak dapat disebut "sebuah organisasi".

Struktur organisasi sering dianggap sepele. Misalnya, sekelompok orang yang akan menyaksikan pemutaran film di sebuah bioskop, tepat pukul lima sore hingga selesai. Mereka terdiri dari lima puluh orang, pria dan wanita. Semua orang memiliki tujuan bersama, yakni pemutaran film. Pekerjaan dibagi-bagi diantara mereka. Ada petugas pemutar film, penonton film, penjual tiket, dan lain-lain. Untuk kenyamanan, beberapa orang penonton membeli minuman dan snack untuk dimakan selama film berlangsung. Semua kegiatan ini dilakukan sendiri-sendiri tanpa kerjasama. Oleh karena itu, kelompok ini bukanlah suatu organisasi karena organisasi tersebut tidak memiliki struktur yang merupakan unsur pokok organisasi ideal.

Kebanyakan ahli organisatoris menganggap struktur flat adalah penyempurnaan struktur yang hirarcycal (birokratis) karena bentuk struktur lebih luwes, adaptif dan memenuhi kebutuhan semua orang, atasan, dan bawahan. Pendek kata, the end of perfection. Namun demikian, perlu digarisbawahi bahwa untuk menciptakan hubungan pribadi lebih efektif dengan kelompok-kelompok kecil (tall). Maka, struktur juga dianggap sesuatu yang tidak pasti dan tidak jelas.

Mari kembali ke kelompok pemutaran film tadi. Perhatikan, adakah kerjasama antara penonton dan petugas bioskop? Tanpa kerjasama rasanya mustahil kegiatan pemutaran film sukses. Itu berarti, terdapat kerjasama walaupun tidak disadari secara penuh. Namun, tetap saja kelompok ini belum dapat disebut satu organisasi ideal. Jadi, meskipun unsur-unsur organisasi lengkap, suatu kelompok belum tentu merupakan satu organisasi ideal tanpa kejelasan struktur organisasi diantara anggota kelompok.

Jelaslah, ada suatu kerancuan dalam teori-teori organisasi dan paradigma sosial selama ini. Struktur organisasi yang selalu dianggap sepele, mungkin mulai perlu mendapat perhatian. Kasus pemutaran film bisa menjadi bukti bahwa walaupun 4 unsur organisasi sudah hadir namun belum mencukupi definisi organisasi yang utuh tanpa adanya struktur organisasi yang jelas.

Contoh berikutnya bisa kita lihat pada kondisi pasar tradisional. Di pasar, ada pembeli, penjual, petugas kebersihan, keamanan, parkir, dan lain-lain. Tiap hari terjadi transaksi. Terdapat bentuk kerjasama antara anggota kelompok, tetapi struktur organisasi tidak tampak secara jelas, siapa atasan dan siapa bawahan. Dengan demikian, pasar dapat dikatakan bukan organisasi.

Bagaimana pendapat Anda mengenai suatu negara yang di dalamnya ada beragam fungsi, seperti pendidikan, militer, keamanan, keuangan, tenaga kerja, dan lain-lain. Apakah fungsi- fungsi tersebut sudah merupakan suatu organisasi ataukah masih acak seperti kondisi pasar?

Bagaimana dengan contoh kasus berikut, di suatu organisasi terjadi pengembangan struktur. Struktur organisasi dikembangkan menjadi flat dan orang-orangnya yang menduduki jabatan didalamnya dipilih dengan hardcompetency tes dan psikotest. Setelah ujian, ternyata orang-orang yang lulus adalah orang-orang yang relatif baru dan belum berpengalaman. Lalu Bagaimana top manager dapat menyikapi hal ini?, apakah struktur flat batal dan Ujian diulang? 
ataukah rencana reformasi masih dapat berjalan seperti semula? 


Apa yang terjadi? Hasil pengamatan saya, dukungan top manager sepenuhnya diberikan pada rencana perubahan. Struktur tetap berubah menjadi flat. Namun perlu tindakan pemaksaan (coersive) untuk menjaga momentum, dimana kebijakan tersebut dapat efektif asal berjalan secara konsisten.

Lalu, bagaimanakah pengaruhnya terhadap keseimbangan? 
Di laut ada keseimbangan. Ikan hiu memakan ikan-ikan besar. Ikan besar memangsa ikan kecil. Ikan kecil makanannya adalah plankton. Tidak mungkin hiu mengejar plankton. “Allah telah menciptakan langit berlapis-lapis (struktur). Sekali-kali kamu tidak akan melihat ciptaan Allah yang tidak seimbang” (Q.S. Al-Mulk : 3). 
Ciptaan Tuhan tidak sama dengan buatan manusia, lalu mengapa setiap pembahasan struktur selalu terkait dengan masalah keseimbangan. Maksud keseimbangan sendiri juga sebuah pertanyaan. Apakah keseimbangan antara hak dan kewajiban atau apakah keseimbangan orang-orang dalam organisasi. Jangan-jangan terkait dengan masalah keseimbangan alam. Kenyataannya, struktur organisasi adalah rancang bangun organisasi yang memberikan kejelasan berfungsinya 4 unsur organisasi yang ideal. 


 

Reviewer: Utama

Disclaimer:

Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pandangan organisasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun