“Hebat ya.. kantor sampeyan,” ujarnya.
Saya mengernyitkan dahi. Saya kurang paham, maksud hebat dari pernyataan Bapak itu.
“Berarti, tunjangan sampeyan sama dong dengan orang-orang Pajak seperti yang diberitakan itu?” selidiknya.
Saya hanya tersenyum…., lalu menggeleng. Saya tahu Bapak itu tidak percaya. Dia pasti mengira saya merendah diri.
“Sampeyan sudah punya istri?” cecarnya lagi.
Saya terdiam. Sebelum pertanyaan di paragraf pertama diatas, Bapak itu dengan bangganya menunjukan foto anaknya yang cantik yang telah selesai diwisuda.
Saya jadi ge-er….
Tiba-tiba saya terjaga. Mimpi itu terlalu nyata.
Disclaimer:
Tulisan merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pandangan organisasi.