Mohon tunggu...
Perawati Bte Abustang
Perawati Bte Abustang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Unimerz dan Mahasiswa Pendidikan Dasar Program Doktoral Jakarta

Dosen disalah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki ketertarikan dalam melakukan penelitian dan pengabdian yang dituangkan dalam tulis-tulisan dalam bentuk artikel utamanya terkait bidang pendidikan dan sosial. Tertarik pada kajian Multikultural, Karaktek, Literasi dan Kearifan Lokal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Multikultural terhadap Pembentukan Karakter Anak Sekolah Dasar di Ammatoa Kajang

18 Oktober 2022   23:27 Diperbarui: 18 Oktober 2022   23:43 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanaman nilai karakter di sekolah dasar dalam nuansa keberagaman akan mampu membuat siswa menjadi pribadi yang mudah berdaptasi dengan segala bentuk perbedaan yang akan ia temukan nantinya dalam kehidupan selanjutnya. 

Karakter siswa bisa terbentuk melalui pendidikan multikultural tanpa harus kehilangan jati dirinya sendiri sebagai seorang pribadi yang pada dasarnya adalah berbeda dan unik. Indonesia merupakan negara yang memiliki sejuta kebudayaan dimana setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas sehingga Indonesia dapat dikategorikan sebagai surga budaya, setiap wisatawan yang berkunjung memiliki kesan tersendiri akan budaya Indonesia, hal ini dikarenakan keramahan dan kebudayaan masyarakat. Kebudayaan yang di miliki setiap daerah di Indonesia memiliki daya tarik bagi wisatawan, baik dalam maupun luar daerah bahkan luar Negeri.

Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata hidup sebagai pencerminan yang konkret dari nilai budaya yang bersifat abstrak. Kebudayaan dapat diartikan sebagai kegiatan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kebiasaan yang melekat pada masyarakat sebagai wujud kearifan lokal. Kearifan lokal budaya yang ada di Sulawesi Selatan salah satunya adalah budaya tabe‟ (permisi).

Budaya tabe‟ merupakan salah satu budaya tata krama dalam suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja (Sulawesi-Selatan) dimana budaya tabe‟ memperlihatkan tindakan sopan santun yang tidak hanya di ucapkan namun juga diterapkan dalam tindakan. Budaya tabe‟ merupakan perwujudan perilaku dan karakter Sulawesi Selatan yang semestinya dilestarikan sehingga budaya kearifan lokal tetap terjaga. 

Hal ini sejalan dengan pendapat Jenkins and Watson (2004) sebagaimana dikutip Bauto (2013) emphasized how important the role of local wisdom as a strategy to face the challenges of “cultural imperialism” and “culture” of its homogeneity. Budaya tabe‟ diaplikasikan dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan sekolah. Budaya yang kuat dalam kehidupan masyarakat dapat membentuk karakter yang kuat pula. 

Oleh karena itu budaya tabe‟ memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat sebagaimana halnya peran pendidikan. Hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Maka dari itu, pembentukan karakter adalah persoalan bagaimana aplikasi budaya tabe‟ di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Eksistensi tabe‟ sebagai budaya lokal perlu dipertahankan lewat pendidikan karakter. Pendidikan karakter berbasis tabe‟ dimaknai sebagai sesuatu yang dipelajari serta diwariskan kepada generasi atau mengubahnya menjadi sesuatu yang baru.

Pembentukan karakter siswa tidak terlepas dari unsur pikiran karena pikiran menjadi wadah untuk program yang terbentuk dari pengalaman hidup. Hasil pola berpikir mampu memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang. Perilaku adalah sebuah gambaran karakter siswa. 

Perwujudan siswa yang berkarakter bisa ditempuh dengan character building yang di dasari dengan nilai kearifan lokal. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. 

Maksud UU Sisidiknas tahun 2003 agar pendidikan tidak dilakukan hanya sekedar seremoni yang melahirkan generasi Indonesia yang cerdas, namun juga generasi bangsa yang berkarakter. Budaya tabe‟ adalah nilai dasar yang sangat penting dalam tatanan masyarakat di daerah Sulawesi Selatan khususnya pada masyarakat suku Bugis dan Makassar.

Nilai keakraban menjadi hasil dari pembudayaan sikap tabe‟ meskipun sebelumnya tidak saling mengenal. Jika seseorang tidak mampu mengaplikasikan nilai tabe` maka orang tersebut dianggap tidak mengerti adat sopan santun atau tata krama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun