Penutup
Dari hasil dan pembahasan sebelumnya, dapat kita ambil benang merah bahwa Konsep Diri memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku individu, termasuk dalam kehidupan Naila. Studi kasus ini menunjukkan bahwa objek penelitian mengalami dinamika antara kedua jenis konsep diri tersebut yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti motivasi dari keluarga dan cara mengajar guru, serta faktor internal seperti rasa malas dan rasa ketertarikan diri dengan mata pelajaran.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa konsep diri bukanlah hal yang bersifat statis, melainkan dinamis berdasarkan faktor-faktor yang menyertainya saat itu. Ketika konsep diri positif mendominasi, maka individu akan tampil lebih bersemangat dan percaya diri, namun apabila sebaliknya, maka ia akan terjebak pada penolakan dan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan potensi dirinya. Oleh sebab itu, intervensi yang tepat oleh lingkungan sekitar dapat menjadi kunci untuk mengurangi potensi konsep diri negatif dan memaksimalkan penuh konsep diri positif yang ada pada diri siswa dengan nilai akademik yang rendah.
Peneliti berharap semoga artikel ini mampu menambah literasi pembaca perihal Konsep Diri Positif dan Negatif Hurlock serta meningkatkan kepedulian kita dengan manusia-manusia lainnya yang berada di sekitar kita untuk terus selalu merasa optimis dengan penanaman dan penguatan Konsep Diri Positif Hurlock, khususnya di dunia pendidikan dan kehidupan remaja.
Referensi
Agustina, Naila, Wawancara Pribadi, Depok: SMA Al Hasra, 12 Desember 2024.
Hidayati, Khoirul Bariyyah & M Farid, "Konsep Diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian Diri pada Remaja", Pesona: Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 5, No. 2, (Mei 2016).
Ihsan, "Peran Konsep Diri Terhadap Kedisiplinan Siswa", Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, Vol. 2, No. 1, (Juli 2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H