Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ya Allah, Beri Hamba Kesempatan di Tahun Depan

27 Mei 2024   18:18 Diperbarui: 27 Mei 2024   18:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya diapit teman-teman semasa kuliah (Foto: Istimewa)

Suasana batin "Memento Mori" adalah suasana batin yang penuh ketakutan. "Hidup kehilangan semangat pestanya, seperti sepeda tua berselimut jaring laba-laba. Berdebu. Teronggok di kegelapan gudang," katanya.

Bagi saya, hidup tidak selamanya harus dirayakan, cukup disyukuri saja dengan cara sederhana, yaitu berani hidup. Bukan berani mati. Saya berkumpul bersama sebagian kecil alumni Fikom 1985 itu juga dalam rangka mensyukuri kehidupan yang masih diberikan.

Berilah hamba kesempatan.

(Pepih Nugraha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun