CFS lebih mengemuka sebagai fenomena dari sekadar fakta peristiwa. Sebagai fenomena, ia muncul ke permukaan dan siap menerima tafsir apapun. Tetapi faktanya, banyak selebritis yang mendompleng "hypeness" (ini istilah saya saja) atau viralitas CFS, mulai politisi, artis, sampai pesohor papan atas.
CFS akhirnya lahir sebagai "media baru" di mana para selebritis dan pesohor yang masih merasa kurang populer perlu "menunggangi" atau "mendompleng" CFS. Motivasinya jelas; memelihara popularitas atau menaikkannya. Bagi orang biasa yang bukan seleb (bukan slebew), CFS bisa dijadikan media panjat sosial alias pansos.
Barangkali sampai di sini Anda menjadi lebih paham makna dari kata "membajak" yang dilekatkan pada fenomena Citayam Fashion Sreet yang menyedot para pesohor. Terserah Anda mau memaknakan aktornya sebagai "pendompleng", "penunggang", atau bahkan "perampok" itu sendiri.
Bebas makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H