Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Biografi: Be a Storyteller! (Part 3)

8 Agustus 2020   12:58 Diperbarui: 9 Agustus 2020   05:07 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada kaperluan apa kakek dan nenek datang ke mari?" tanya upas.

"Benarkah ini kediaman Tuan Bupati, Nak?"

"Benar. Ada keperluan apa kalian ke sini?"

"Kakek dan nenek ingin bertemu Si Ocen, anak kami, yang katanya sudah menjadi amtenar besar."

Kedua upas itu saling berpandangan manakala mendengar penjelasan sang kakek.

"Apa? Si Ocen?" tanya upas, "Di sini tidak ada nama Ocen, adanya Dalem Boncel, tetapi itu pasti bukan anak yang kalian maksud!"

"Namanya memang Boncel, tetapi kakek-nenek biasa memanggil anak kami itu 'Si Ocen', kakek-nenek ingin segera bertemu."

"Sebentar...! Kalian berdua jangan mengaku-ngaku Dalem Boncel sebagai anak, bisa masuk penjara kalau mempermalukan Dalem Boncel. Tidak mungkin Dalem Boncel punya orangtua seperti kalian, terlebih lagi menurut Dalem Boncel sendiri, kedua orangtuanya sudah lama meninggal. Jadi, jangan coba-coba menipu di sina, ya!"

"Kakek dan nenek ini memerlukan waktu tujuh hari tujuh malam untuk sampai ke kabupatian ini dari Kandangwesi, dengan satu maksud bertemu Si Ocen. Pertemukan kami segera, kami sudah kangen Si Ocen!"

Kedua upas bingung, mereka saling bertatapan lagi.

"Begini saja...," kata salah satu upas, "Coba sebutkan ciri-ciri lahir Dalem Boncel yang kalian ingat!"

The Series cerita kolaborasi Kompasiana.com dengan Netizen Story Menulis Biografi: Be a Storyteller Bersama Kang Pepih
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun