Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Biografi: Upaya Menghidupkan Kembali Peristiwa Masa Lalu

23 Juli 2020   12:15 Diperbarui: 23 Juli 2020   19:18 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membuka kembali surat-surat lama. (sumber: pixabay/vinsky2002)

Pertanyaannya, kalau riset tidak bisa dilakukan karena narasumber orang biasa (tapi berprestasi fenomenal) sehingga ia tidak pernah ditulis sebelumnya? Ada rumus lainnya: dengarkan, dengarkan, dengarkan.

Kamu harus jadi pendengar yang baik dengan pancingan pertanyaan semisal begini, "Apakah Anda merasa dia berkhianat saat itu?" Atau "Mengapa Anda tidak memilih jadi polisi saja dibanding menjadi tentara dengan tugas yang lebih berat?" Dengan dua jenis pertanyaan ini, niscaya akan menggugah (baca: mengganggu) pikirannya dan secara emosional ia menceritakannya secara panjang lebar.

Dengan menggugah ingatan masa lalu atas peristiwa yang pernah dialaminya, itu menolong pekerjaanmu lebih ringan, sebab dengan sukarela narasumbermu akan merekonstruksi peristiwa masa lalunya. Jangan-jangan pada peristiwa masa lalu itulah tersemat TURNING POINT (titik balik) yang sudah saya sampaikan sebelumnya itu.

+ Pekerjaan utama menulis biografi boleh dikatakan menghidupkan kembali peristiwa masa lalu narasumber. Kalau kamu tidak punya kemampuan menghidupkan ini, tulisanmu tidak akan "greng" di mata pembaca, Dek.

- Sepertinya susah juga ya menghidupkan kembali peristiwa masa lalu seseorang itu?

+ Ga juga, kamu 'kan belum mencobanya!

- Kalau ada orang yang menulis tentang diriku, pasti dia akan kesulitan menghidupkan kembali peristiwa masa laluku, Kang...

+ Lho, memangnya kenapa?

- Karena aku ga mau lagi mengingat mantan-mantanku itu, aku selalu membunuh ingatanku tentang mereka.

+ Kalau soal itu jangan curhat ke saya, Dek, ini soal pelajaran menulis biografi. (Bersambung)

PEPIH NUGRAHA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun