Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Biografi: Dramatis dan Turning Point

16 Juli 2020   09:38 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:33 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Dramatis: seseorang diputuskan kekasihnya yang ia sayangi di saat cintanya full sampai menyentuh langit-langit, lalu depresi sampai bersumpah tidak akan menjalin cinta dengan siapapun. 

Turning point: Ia mendirikan LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan, mencegah orang-orang patah hati atau putus cinta melakukan hal yang tidak-tidak.

+ Apakah saya harus menulis sampai 20, 35, atau 100 contoh lagi dari unsur dramatis dan turning point ini, Dek?

- Aku sih seneng-seneng aja, Kang...

+ Please deh... kamu sekarang bisa mencari contoh-contoh itu dengan mudah. Selalu ingat rumus ini: "satu sisi dramatis, sisi lain turning point", paham?

- Paham sih, Kang, tetapi tetep saja saya kepengen dikasih contoh bagaimana pertama-tama menuliskannya, maksudku... membuka tulisan biografi yang sederhana tetapi berkesan di ingatan pembaca.

+ Ya memang, ini baru basic sih, banyak hal yang belum saya ungkapkan di sini.

- Aku akan bersabar hati menantimu, Kang?

+ Ah, tapi aku sudah mulai bosan denganmu, Dek! (Bersambung)

PEPIH NUGRAHA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun