Saya tentu bertanya mengenai fakta yang sesungguhnya terjadi tentang "terpentalnya" dia dari TVRI apakah benar karena mengeritik ucapan Pak Harto yang mengucapkan akhir "kan" menjadi "ken"? JS Badudu sangat berhati-hati dalam menjawab pertanyaan itu.
"Di luar orang mengembangkan rumor seperti itu, tetapi sesungguhnya tidak demikian," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut. Ia lebih suka ditanya dan menjelaskan mengenai perkembangan Bahasa Indonesia di kalangan anak muda kala itu.
Demikian pula saat JS Badudu menyampaikan pelajaran Bahasa Indonesia di pelatihan jurnalistik khusus untuk menjadi wartawan Harian Kompas, saya coba mengingatkan mengenai peristiwa wawancara saya di rumahnya 8 tahun sebelumnya.
Luar biasa, JS Badudu masih mengingatnya. "Oh, kamu rupanya," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H