Saya baru mengenal dan bersalaman dengan Bupati Yansen, sohibul bait sekaligus penulis buku Revolusi dari Desa, pada keesokan harinya, yakni saat acara bedah buku itu akan dimulai. Saya sedang duduk di kursi perserta dan seorang petugas mencolek saya. "Tempat duduk Bapak di sana," katanya. Di aula yang besar itu saya digiring ke tempat duduk VIP yang diminta si petugas. Suasana yang agak aneh, pikir saya. Bukankah saya hanya sebagai hadirin saja? Semua orang VIP mengenakan batik resmi, dan saya yang digiring ke tempat duduk VIP hanya mengenakan kemeja biru kotak-kotak kecil. Sampai di sini saya tidak merasa bersalah, toh saya hadir sebagai hadirin biasa yang bermaksud mengundang Yansen ke Jakarta dalam sebuah acara.
Di tangan saya sudah ada buku yang akan dibedah, buku yang baru beberapa menit lalu diberikan Mas Dodi Mawardi yang akan bertindak sebagai MC sekaligus moderator bersama Anya Dwinov. Saya berniat memperkenalkan diri kepada Bupati Yansen yang hadir dengan kalung adat kebesarannya, tetapi dia langsung menyapa, "Pak Pepih, ya?" Saya mengangguk dan menyalaminya. Bincang sebentar sambil berdiri dan itu cukup menyedot perhatian hadirin. Mungkin mereka pikir, siapa orang ini?
Saya agak rikuh juga duduk diapit para petinggi Kabupaten Malinau, sebuah kabupaten baru berumur 15 tahun yang berpisah dari kabupaten induk, Bulungan. Di samping kiri saya duduk Kapolres AKBP Yohanes Agus Rijanto, di kanan saya Wakil Bupati Malinau Topan Amrullah yang duduk berdampingan dengan Bupati Yansen. Hadir pula Komandan Kodim Letkol Agus Bhakti, duduk dekat Bupati. Di belakang panggung terdapat backdrop terkait dengan bedah buku yang dihadiri 1.500 orang itu dengan dua pembedah utama; Prof Dr Sadu Wasistiono, profesor dalam bidang sistem pemerintahan dan otonomi daerah di IPDN, dan Prof Dr Soesilo Zauhar, ketua program doktor ilmu administrasi Universitas Brawijaya.
Ini bedah buku kolosal yang pernah saya hadiri. Selain dihadiri lebih dari seribu orang, di antaranya kepala desa dan camat se-Malinau, para akademisi dari luar yang sengaja diundang, tokoh masyarakat setempat, para pegawai negeri sipil dan pegawai swasta, mereka bakal menyimak paparan Bupati Malinau mengenai buku yang ditulisnya, disusul bedah buku yang menghadirkan dua profesor tadi, lengkap dengan penulis buku Dr Yansen sendiri. Beberapa saat sebelum acara dimulai, yaitu menampilkan seni tari tradisional Dayak, Bupati Yansen mendatangi tempat duduk saya. "Nanti Pak Pepih juga tampil di panggung sebagai pembicara," bisiknya.
Alamak!!! How come! Bagaimana ini bisa terjadi? Kaget luar biasa saya mendengar permintaannya di antara gemuruh suara hadirin.
Memang beberapa saat sebelumnya saat saya menerima buku dari Mas Dodi, saya diberi tahu mengenai kemungkinan saya tampil sebagai pembicara. Tetapi itu imposible, pikir saya. Masak saya dipersandingkan dengan dua profesor yang sangat ahli di bidang ilmu pemerintahan? Saya sama sekali tidak ada persiapan dan itu tercermin dari kemeja lengan pendek yang saya kenakan, bukan kemeja batik lengan panjang yang resmi sebagaimana kalau saya didapuk sebagai pembicara. Artinya, saya sama sekali tidak berpretensi macam-macam di acara akbar itu, apalagi sebagai pembicara!
Ilmu politik dan ilmu hukum tata negara bukanlah barang baru bagi saya, sebab sepanjang tahun 1997-2000 saya meliput parlemen dan partai-partai politik. Saya cukup paham saat anggota Majelis mengamandemen konstitusi. Saya berteman dengan Profesor Ryaas Rasyid saat yang bersangkutan menyusun RUU Susduk, RUU Pemilu, dan RUU Otonomi Daerah. Berbekal ilmu yang tidak didapat dari bangku kuliah itulah saya mengangguk, mengiyakan saja, sebab tidak mungkin juga saya menolak permintaannya. No way out!
Sekuat-kuatnya mental saya dalam menghadapi suasana, agak melayang juga saat saya melangkahkah kaki ke atas panggung saat Anya Dwinov dan Dodi Mawardi menyebut nama saya. Pikiran berkecamuk tidak karuan, tetapi tantangan sedang membentang persis di depan. (bersambung)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H