Mohon tunggu...
Pepen Aldi Sopandi
Pepen Aldi Sopandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup adalah pilihan akan tetapi terlalu banyak memilih malah memperburuk keadaan. Anak bangsa yang ingin diakui dunia.. Dan dalam proses menjadi Insan yang sempurna

Ujung pena bisa mengubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Dianggap Fenomena Biasa? Masyarakat Tanpa Tuhan

26 Januari 2022   17:15 Diperbarui: 26 Januari 2022   17:19 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ego atau yang biasa kita kenal dengan istilah alam prasadar adalah suatu keadaan yang menunjukan alam sadar dan alam tidak sadar. Alam prasadar di umpamakan sebagai bagian tengah dari gunug es tersebut yang menyatukan antara bagian permukaan gunung es dan juga bagian bawah gunung es itu sendiri . semisal mimpi, slaah ucap, atau keadaan yang membuat kita melamun.

Super Ego adalah sebuah kondisi dimana kita tidak menyadari sama sekali apa yang kita lakukan. Perumpamaan dalam sebuah contoh gunung es tadi adalah bagian bawah gunung es tersebut yang sangat luas, contoh yang menggambarkan situasi alam ketidaksadaran ini adalah insting, rasa trauma yang biasa terjadi pada anak-anak, dan masih banyak lagi yang lainya. Sigmund Freud mencoba berusaha semaksimal mungkin untuk jujur pada dirinya dengan menampilkan bahwasanya pemikiran pria atau lelaki pada dasarnya adalah untuk membangkitkan hasrat semata arena yang ada didalam pikiran lelaki hanya keelokkan tubuh perempuan semata.

Freud berakata demikian karena berlandaskan pada Oedipus Conpleks yang inti dari Oedipus Compleks adalah bahwasanya kita telah mengalami fase oral, anal dan juga genital yang sudah sejak lahir kita lakukan terutama oleh ibu kita sendiri.

Pada fase oral artinya fase dimana kita disusui oleh ibu kita, kita sering merasakan lembut nya buah dada ibu yang tidak disadari oleh kita kelak kita sudah beranjak dewasa pada hubungan intim dengan istri kita. Permainan alam sadar ini Freud temukan bahwasanya dalam hal memilih pasangan pun kita akan mencoba mencari sesuatu yang sangat mirip baik tingkah laku maupun postur tubuh seorang ibu.

Dalam hal ini misalnya tubuh ibu kita memiliki postur ubuh yang terbilang berisi maka kelak kita dalam hal memilih pasanganpun akan berusaha mencari yang sama dengan ibu kita. Hal ini sangat jarang disadari oleh kita karena alam bawah sadar kita yang bermain.

Fase anal, pada fase ini kita dipaksa untuk meninggalkan fase oral yang pada sebagian masyarakat proses menyusui itu hanya berlaku pada usia dua tahun kebawah. Dan sang ibu atau sang ayah mencoba berusaha melepaskan fase oral kita karena dipandang kurang baik yang terkontruk oleh masyarakat atauun instansi tertentu. Fase anal ini adalah fase dimana kita merasakan nikmatnya buang air kecil atau pun buang air besar.

Pada tahap ini usia kita kurang lebih menginjak 2 sampai dengan 10 tahun akan mementingkan bagaimana kebiasaan kita yang tadinya buang air di celana sekarang dipaksa oleh ayah atau ibu kita untuk pergi ke toilet atau kamar mandi karena dianggap masih kekanak-kanakan atau tahap pelatihan agar anaknya (yakni kita) menjadi seseorang yang lebih dewasa lagi. Proses pembuangan kotoran lewat anus ini dikategorikan sebagai tahap anal karena kenikmatan pada usia ini hanya terletak pada anal.

Fase genital, pada tahap ini berkisar antara usia 10 sampai kita meninggal dunia. Fase genital adalah fase dimana kenikmatan yang sesungguhnya adalah dimana kita mengalami ereksi yang kemudian disusul oleh orgasme baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja seperti onani atau masturbasi. Fase genital adalah fase yang sumber kenikmatan pada seseorang terletak pada genital yakni dalam hal ini adalah vagina dan juga penis.

Sedikit gambaran tentang sastra bahwasanya sastra itu, tidak hanya berkutat seputar dunia puisi dan novel saja namun juga ada banyak sekali yang perlu diketahui oleh kita. Berbicara ilmu sastra sebenarnya ilmu sastra ini sudah bisa dibilang cukup tua, ilmu ini sudah ada sejak zaman Yunani pada abad ke 3SM yaitu pada saat Aristoteles (384-322) menulis buku yang berjudul poetica yang berisikan tentang teori drama tragedi.

Sekarang kita berlanjut ke rangkuman dari buku masyarakat tanpa Tuhan, dari sekian banyak penelitian yang dilakukan oleh Phil Zuckerman selaku peneliti terhadap masyarakat yang niat awalnya mengukur sejauh mana pengetahuan seseorang dalam keagamaanya tetapi Phil Zuckerman malah menemukan sebuah jawaban yang menarik dan variatif dan juga dari berbagai kalangan, profesi, perempuan maupun laki-laki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun