Mohon tunggu...
Astri Nurmi Wardhani
Astri Nurmi Wardhani Mohon Tunggu... -

SPG COSMETIC "NOTHING SPECIAL"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Mengapa Kita Harus Berfikir?

8 April 2015   22:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

dimaknai dengan kemungkinan-kemungkinan untuk temukan beragam benda, alat-alat, dari yang paling kecil sampai yang paling kolosal, karya-karya industrial da seni yg tidak disiapkan oleh alam. Pembuatan barang itu dikerjakan oleh insaan lantaran alam tak sediakan semuanya yang dibutuhkannya.

Ketiga karakter insaan itu terwujud berbentuk al-ilm pengetahuan yang sewajarnya bisa membebaskan manusia dari kungkungan alam, histori, serta orang-orang. Dengan pengetahuan, insaan bisa mengerti hukum-hukum yang berlaku di alam, orang-orang, serta histori, hingga ia dapat utuk melepas diri dari tiga penjara itu bahkan juga bisa merekayasa ketiga determinan itu.

Disamping itu, penjara paling akhir manusia ego/nafs/diri, tidak bisa dilawan dengan pengetahuan, tetapi dengan cinta – yang mempunyai kemampuan untuk mendorong manusia supaya bisa menampik, memberontak, serta mengorbankan diri untuk satu harapan atau orang lain.

Jadi, singkatnya, manusia berevolusi pada kesempurnaan yang berbekal tiga karakter dasarnya. Tiga karakter yang bentuk kenyataannya yaitu pengetahuan, yaitu instrumen pembebasan manusia dari tiga penjawa manusia, yaitu penjara alam, histori, serta orang-orang. Sedang penjara paling akhir ego dilawan dengan cinta kasih. Kemerdekaan dari empat determinan itu mengantarkan manusia ke puncak kesempurnaan kemanusiaannnya.

Penuturannya begini – mengambil intisari dari kalimat Pramoedya Ananta Toer – manusia sejatinya tak bisa sebatas berpaku pada fakta-kenyataan yang ada, tetapi mesti bikin fakta-kenyataan baru. Hingga disini, terang telah bahwa research serta inovasi yaitu utama ada.

Kita tak mungkin saja terus memikirkan bila tak ada hal yang betul-betul utama serta penting. Terutama, tanpa ada cinta, ke-2 hal itu betul-betul akan tidak ada. Bukan sekedar pada kekasih, kecintaan pada ilmu dan pengetahuan yang kita dalami juga mesti ditumbuhkan.

Walaupun mesti melakukan fase-fase yang kadang-kadang menyakitkan, dengan cinta kita bakal dengan suka hati untuk menjalaninya. Tak salah lagi, the best job is the job you loved. Bila kita menyukai suatu hal, jadi kita bakal bersungguh-sungguh mengeksplorasinya.

Jadi, terjadi! Kita bakal dengan suka hati lakukan research serta membuat inovasi lantaran kita mengerti bahwa tak ada buatan manusia yang prima serta memanglah fitrah seseorang manusia untuk meraih kesempurnaan hidup serta kehidupan sesudah mati. Bila saja ini berlangsung pada tiap-tiap diri manusia, sekurang-kurangnya di negeri ini, mungkin saja histori bakal beralih kurun waktu yang sesingkat-singkatnya.

Makin banyak pikiran, pasti prefrontal cortex tak dapat menanganinya sekalian. High process bakal dipindahkan ke system limbik untuk di-proses dengan cara background apabila telah berlangsung, bakal susah untuk menariknya kembali ke prefrontal cortex.

Saya katakan susah lantaran dua argumen. Asalan pertama permasalahan mood, serta ke-2 yaitu permasalahan Jumping Minds1 yang seringkali menempa akal pikiran.

Jadi, salah satu langkah untuk memertahankan jalur pikiran yaitu dengan langkah menulis. Bakal lebih gampang untuk menarik sistem dalam emosi lewat suatu tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun