Mohon tunggu...
Peony Emily
Peony Emily Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cut Alifa / Cerpen Sejarah

6 November 2017   20:28 Diperbarui: 6 November 2017   20:55 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku harap kamu bisa mengabulkan satu lagi saja permintaanku.." pinta Cut Alifa dengan air mata yang terus mengalir

"Sudah katakan saja .. tapi jangan harap aku akan membebaskan kalian berdua." ucap Berg Gottfried.

"Aku akan tetap disini selamanya.. namun kamu harus membebaskan kakakku" pinta Cut Alifa

"Hmm.. Baiklah.." ucap Berg Gottfried setuju.

Cut Alifa memeluk kakak perempuannya itu dan membisikan

"Maaf selama ini ku hanya bisa mengecewakan kalian."

Setelah itu Cut Alifa menarik tusuk konde emas pemberian Berg Gottfried lalu menusukannya tepat di jantung.

Dengan cepat Cut Nyak Dien menghampiri Cut Alifa dan memeluknya sembari menangis tidak percaya akan apa yang dilakukan adik perempuannya demi menyelamatkan nyawanya. Berg Gottfried hanya bisa terpaku menangis tanpa mengeluarkan sepatah katapun melihat apa yang telah diperbuatnya membuat kekasihnya Cut Alifa meninggal tepat didepan matanya.  Dengan lemas Cut Alifa tersenyum serta mengucapkan maaf dan selamat tinggal sebelum mengembuskan nafas terakhirnya.

Setelah aku membaca isi buku tersebut, barulah ku ketahui dengan jelas bahwa Cut Alifa mengobarkan nyawanya sebagai bentuk dirinya ingin menebus kesalahannya dan bekas darah pada konde emas merupakan milik Cut Alifa. Dengan penemuan buku diari Cut Alifa ini, aku mendapat penghargaan dan karirku terus naik semenjak penemuan ini. Hingga tahun 2513 disaat aku berusia 78 tahun dan menghembuskan nafas terakhir ku, kisah Cut Alifa semakin dikenal dan diminati banyak orang.

www.wikiwand.com
www.wikiwand.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun