“Iya? Aku enggak tahu.”
Najwa menghela napas dan menatap malas ke arah Arisha kemudian berujar pelan, “lain kali jangan di kelas terus dong. Kabarnya udah kemana-mana loh.”
Arisha menatap Bagas yang kini berdiri di samping kepala sekolah. Pemuda itu mengangguk beberapa kali saat menerima berbagai petuah dari Bapak kepala sekolah. Terlihat sekali para guru pun menatapnya dengan bangga.
Sekali lagi, Bagas Mahenra. Siapa yang tidak mengenalnya? Dia sering dijuluki sebagai most wanted sekolah oleh teman-temannya. Bukan tanpa alasan, sebutan itu disematkan kepadanya. Bagas adalah siswa yang rajin, berbakat, memiliki prestasi yang baik serta selalu mendapatkan pujian dari guru dan teman-teman di sekolah. Baik satu angkatan, mau pun adik tingkatan.
Bagas juga memiliki paras yang tampan dengan kulit sawo matang dan alisnya yang tebal. Matanya menyiratkan sebuah kelembutan serta tutur katanya yang sopan membuatnya banyak dilirik oleh gadis-gadis di sekolah.
Ketika Arisha asyik menatap sosok Bagas, secara tiba-tiba pemuda tersebut menoleh ke arahnya. Alhasil pandangan mereka bertemu. Hal tersebut menyisakan sensasi aneh untuk Arisha sendiri. Ia tidak tahu, apakah hal tersebut karena efek surat tadi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H