Merek, brand, atau jenama sangat penting saat ini. Bahkan, nilai merek bisa melebihi nilai aset perusahaannya. Namun, tidak mudah membuat sesuatu menjadi terkenal bahkan cenderung abadi dalam bentuk merek.
 Bagi pecinta kopi, pasti tahu nama-nama generik kopi seperti espresso, americano, macchiato, atau cappucino. Dari bunyi nama-nama tersebut, kita bisa menebak bahwa sebagian besar minuman kopi tersebut berasal dari Italia.
 Memang benar. Italia terkenal dengan seduhan kopi yang mendunia tersebut. Dan hebatnya, mereka tidak punya kopi karena tidak ada kebun kopi di sana. Tanaman kopi tidak cocok tumbuh di Eropa, termasuk di Italia. Tapi demikianlah adanya. Seperti Swiss dan Belgia yang terkenal dengan sajian cokelat tanpa memiliki kebun cokelat, begitu pula Italia. Terkenal dengan minuman kopi tanpa memiliki kebun kopi.
 Kalau membaca catatan sejarah, kita harus angkat topi kepada orang Italia. Merekalah yang pertama kali membuat kedai-kedai kopi dengan ramuan yang mendunia itu. Pada tahun 1683, saat Nusantara baru seratusan tahun dikuasai VOC, Italia mendapatkan kiriman biji kopi di Mesir, yang kemudian diolah menjadi seperti yang sekarang kita kenal.
 Tunggu dulu... mungkin kita bertanya, "Kok ada yang namanya americano?" Mungkinkah minuman kopi yang satu itu berasal dari Amerika? Wajar sih beranggapan demikian. Tapi, seperti Italia, Amerika juga tidak punya banyak kopi (hanya ada di Hawaii).Â
Walaupun hebatnya mereka, sertifikasi barista (tukang bikin minuman kopi) yang diakui dunia berada di negara itu. Amerika juga hebat karena punya Starbuck, jaringan caf terbanyak di dunia (32.844 gerai, termasuk 490 gerai di Indonesia).
 Americano tidak berasal dari Amerika Serikat. Nama itu muncul pada saat Perang Dunia Kedua berlangsung di Eropa. Tentara Amerika juga suka minum kopi. Tapi ketika mereka berada di Italia, kopi espresso buatan warga setempat dianggap terlalu pahit. Mereka meminta tambahan air panas sehingga kopinya lebih encer.
Sejak itulah, orang Italia menyebut espresso yang lebih encer sebagai americano. Mengingatkan mereka pada tentara Amerika yang meminumnya pertama kali. Nama itu pun populer sampai sekarang.
Â
Lalu apa hubungannya dengan Indonesiano? Coba telisik asal muasal nama-nama kopi itu. Sangat sederhana. Tidak seperti proses pembuatan merek zaman modern ini yang sangat penuh perhitungan.
Sekaligus banyak biaya. "Merek itu mahal..." sering kita dengar kalimat ini. Akan tetapi berkaca pada nama-nama kopi beken itu, sebagai merek generik minuman kopi, ternyata prosesnya tidak seribet dan sejelimet sekarang. Tentu karena banyak faktor.
 Indonesia punya ramuan seduhan kopi khas yang bernama tubruk. Kopi tubruk adalah sejenis minuman kopi yang ampasnya masih tersisa di dalam gelas. Bagi sebagian orang, ampas itu mengganggu. Tergambar dengan jelas dalam iklan kopi Nescafe pada awal tahun 2000-an dengan bintang iklan Olla Ramlan.Â
Gigi Olla menyisakan ampas kopi hitam, yang terlihat "lucu" ketika dia tersenyum setelah disapa, "Pagi Donna". Lucu yang sedikit membuat malu. Tapi bagi sebagian penggemar kopi, ampas kopi dalam kopi tubruk adalah kenikmatan tersendiri.
 Itulah sebabnya, sampai sekarang kopi tubruk masih laris manis. Bahkan perusahaan besar produsen kopi tanpa ampas pun, masih memproduksi jenis kopi tubruk tersebut. Pangsa pasarnya masih cukup besar. Begitu pun di beberapa caf. Selain espresso dan americano, mereka juga masih menyediakan kopi tubruk khas Indonesia. Jangan tanya warung kopi pinggir jalan. Kopi tubruk selalu tersedia.
 Ini usul saja ya. Diterima silakan, tapi jangan buru-buru ditolak. Dipikir dulu dan dipertimbangan. Siapa tahu, ini ide brilian. Tidak harus menyebutkan saya sebagai pengusulnya kok. Atau orang pertama yang mengeluarkan ide ini. Tidak perlu.
Yang lebih penting adalah nama Indonesia ikut mendunia dan terkenal melalui kopi. Karena dibanding Amerika atau Italia, kopi di Indonesia berlimpah. Sama berlimpahnya seperti di Brasil, Kolombia, dan Vietnam. Kualitas kopi Indonesia, berani diadu...
 Ide itu adalah... berikan saja nama kopi tubruk dengan sebutan indonesiano. Minuman kopi khas yang disukai orang Indonesia. Kalau saja seluruh caf di Indonesia menggunakan nama itu (dalam kurung ditambahkan kata tubruk), maka Indonesia akan makin terkenal di negerinya sendiri. Bikin bangga juga. Dan berpeluang mendunia. Apalagi kita punya banyak eksportir biji kopi dan kopi kemasan.
Jika para produsen kopi kemasan seperti Kapal Api membuat merek indonesiano (dalam kurung: tubruk), maka merek generik baru akan hadir di dunia perkopian. Â Bersanding dengan espresso, americano, machiatto, dan cappucino.
Â
Indonesia sebagai salah satu produsen utama kopi dunia, akan mendapatkan keuntungan dengan hadirnya indonesiano (tubruk) di kancah perkopian dunia. Brand-nya akan menguat.
Â
Siapa tahu. Yuk ah...
Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H