Masih pada tahapan pramenulis, setiap calon penulis juga sangat disarankan menguasai materi yang akan ditulis. Minimal sudah menguasai 80% materi. Sisanya bisa dilengkapi selama proses berjalan. Seorang dosen dan guru sudah pasti sudah menguasai mata ajar/kuliah yang diampunya. Salah besar atau bahkan dosa besar jika tidak menguasainya. Lagi-lagi suatu modal besar buat dosen dan guru yang akan menulis buku.
Dua hal penting dalam tahap pramenulis, sudah dipenuhi. Hal yang sangat mungkin menjadi perjuangan besar bagi calon penulis lain yang bukan dosen atau guru.
Ini Dia Teknik Mengubahnya
Masalahnya, ternyata tidak mudah mengubah ppt menjadi buku. Ppt yang hanya poin-poin itu harus dikembangkan dan dinarasikan sehingga menjadi naskah yang layak menjadi buku. Perlu waktu, tenaga, dan pikiran untuk melakukannya. Pada tahapan menulis, hal ini disebut sebagai drafting (menulis draft).
Beberapa penulis senior dan saya memiliki cara khusus mengubah ppt menjadi naskah buku. Hal inilah yang saya bagikan kepada para dosen UAD.Â
Saya adopsi cara ini dari pengalaman panjang sebagai wartawan dan penulis pendamping/bayangan. Setiap kali hendak menulis naskah, terlebih dahulu saya sudah memiliki beragam bahan baku. Mulai dari naskah corat-coret singkat di HP atau kertas, materi dalam bentuk powerpoint, sampai hasil rekaman wawancara atau seminar.Â
Dari sanalah, saya bisa menyusun kerangka tulisan (ragangan). Dari sana pula, aliran kata dan kalimat berasal. Salah satu bahan yang paling mudah dikonversi adalah materi hasil rekaman (wawancara atau seminar).
Materi rekaman tersebut ditranskrip menjadi naskah, kemudian dipilah-pilah topiknya sesuai dengan ragangan. Tidak butuh waktu terlalu lama untuk melakukannya. Apalagi karena sudah terbiasa, prosesnya menjadi lebih cepat dan makin cepat.
Ternyata, metode ini dapat kita lakukan untuk mengubah ppt menjadi naskah buku. Setiap ppt butuh penjelasan yang panjang dan lebar. Seorang dosen memaparkannya di depan mahasiswa.Â
Seorang guru menguraikannya di depan siswa. Seorang pembicara mengulasnya di depan peserta seminar. Kendala buat mereka adalah tidak mudah menuangkan paparan, uraian, dan ulasan panjang lebar itu ke dalam bentuk tulisan. Â Â
"Kenapa tidak direkam?" tanya saya suatu waktu kepada seorang dosen.