Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Usia 38 Tahun, Mimpi Satpam jadi Profesi Bergengsi

30 Desember 2018   20:50 Diperbarui: 16 Januari 2019   18:14 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Selamat ulang tahun pak Satpam. 

Semoga panjang umur, sehat selalu, bahagia lahirdan batin. 

Demikian ucapan dan doa standar ulang tahun, untuksiapa pun yang merayakannya. Khusus untuk pak Satpam, 30 Desember 2018 iniadalah ulang tahun yang ke-38. 

Satpam atau satuan pengamanan adalah sebuah profesiyang sedang berjuang memantapkan eksistensinya. Selama 38 tahun berkiprah,satpam masih belum menjadi profesi yang layak diandalkan. Salah satu ukurannyaadalah, tak ada seorang anak sekolah pun yang bercita-cita menjadi satpam!

Namun, kini asa untuk mengubah stigma kurang bagusterhadap satpam, mulai muncul. Sejumlah pihak, khususnya regulator yaitu Polri,sudah meluncurkan kebijakan dalam rangka perbaikan kondisi satpam. Merekamenyebutnya sebagai program pemuliaan satpam. Program yang beberapa waktu lalusudah masuk istana dan sampai di telinga Presiden Joko Widodo.

 

------------

Kalau bukan kita, siapa lagi? 

Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Dua pertanyaan retorika itu cocok untuk menggambarkan kondisi industripengamanan Indonesia, sekarang. Hanya parapelaku industri pengamanan termasuk satpam yang bisa mengubah kondisi itu. Dan sekaranglahsaat yang tepat. Bukan nanti.

Sejak dilahirkan secara resmi oleh Profesor Doktor Jenderal PolisiAwaluddin Djamin 38 tahun lalu, satpam belum menjadi profesi. Satpam adalahbidang pekerjaan kelas dua. Sama seperti buruh paling rendah. Padahal, pakAwal yang dinobatkan sebagai Bapak Satpam, berharap satpam menjadi profesi yangterhormat, mulia dan dapat diandalkan. Tugas satpam sangat penting; menjagakeamanan. Sama seperti tugas Polri dalam menjaga keamanan negara. Setara denganTNI yang bertugas mengawal pertahanan bangsa. 

Itulah sebabnya, satpam mengemban fungsi kepolisian secara terbatas.Satuan pengamanan berfungsi seperti kepolisian dan tentara dalam wilayah yanglebih sempit yaitu di lingkungan tempat dia bekerja, apakah kantor, perusahaan,instansi, atau perumahan. Tugas dan fungsimereka mulia, menjaga keamanan. Sebuah kondisi dasar wajib bagi siapa pun dalamberaktivitas. Kita tidak akan bisa bekerja kalau kondisi tidak aman. Bahkankita tidak bisa hidup tenang, kalau lingkungan tidak aman. Betapa mahalnyakondisi aman. 

Sayang sekali,tugas dan fungsi pokok satpam yang sangat mulia itu tidak sebanding denganpenghargaan yang mereka terima. Gaji dan penghasilan satpam di Indonesia, rata-ratamasih sangat rendah. Sebagian masih di bawah upah minimum. Silakan cek diperumahan, sekolah atau kantor di sekitar kita, berapa gaji satpam? 

Kenapa merekamasih digaji rendah?

Mari kitatanyakan kepada perusahaan pengguna jasa mereka. Dalam setiap tender pengadaanjasa pengamanan, sebagian besar perusahaan pengguna jasa, menetapkan pemenangberdasarkan harga terendah. Bukan berdasarkan kualitas pengamanan yangditawarkan. Perusahaan pengguna jasa ini, bukan perusahaan sembarangan. 

Mereka adalahBUMN, BUMD, perusahaan swasta besar, perusahaan tambang dan migas, sertaperusahaan-perusahaan besar di berbagai bidang. Mereka terbiasa memberikan gajidengan level bagus untuk bidang pekerjaan lainnya seperti keuangan, hrd,teknik, administrasi dan lain sebagainya. Tapi khusus untuk satpam... nanti dulu.Satpam disetarakan dengan sopir, cleaning services dan office boy. Rata-ratademikian.

Jadi ternyata,sebagian besar pengguna jasa pengamanan memandang satuan pengamanan dengankacamata yang berbeda. Padahal, mereka sepakat keamanan adalah hal yangpenting. Bahkan sangat penting. Tapi, untuk urusan duit, nanti dulu. Mereka melihat sektor keamanan sebagai cost, biaya... bukan investasi. Apalagi sebagaiprofit. Padahal, ketika perusahaan mengalami gangguan keamanan, berapa besar kerugianyang mereka alami; berapa banyak potencial lost yang bakal terjadi; danseberapa tinggi potensi profit yang akan hilang. Sebuah PR besar adalah edukasikeamanan kepada perusahaan di Indonesia. Hal yang sudah disadari oleh sebagianbesar perusahaan di negara maju. Siapa yang bisa melakukan edukasi? Pelakuindustri ini.

Tanyakan pulakepada perusahaan atau instansi yang memiliki karyawan satpam. Kenapa merekamasih menggaji rendah satpam? Banyak sekali jawabannya. Selain sepertiperusahaan-perusahaan besar pengguna jasa satpam, jawabannya antara lainadalah:

  1.  Gak penting-penting amat. Gak ada mereka juga kantor masih bisa jalan.
  2. Keamananpenting tapi tidak selalu menghadapi ancaman keamanan.
  3. Yang penting ada yang menjaga kantor, buka pintu pagar, dan mengatur parkir.
  4.  Yang mau menjadi satpam berasal dari kalangan menengah bawah dengan pendidikanrendah.
  5.  Pekerjaan buat warga sekitar kantor. Biar aman dari gangguan sekitar.
  6. Dan banyak lagi ragam jawaban lainnya.

Miris...

Mau bertanya keperumahan-perumahan? Ah cukup ya...

-------------

dokpri
dokpri
Data dariAsosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan (Abujapi) menyebutkan, jumlah satpamterdaftar yang ada di Indonesia sekitar 520.000 orang. Satpam yang tidakterdata jauh lebih banyak. 

Menurut Kemenaker, kemungkinan mereka yang bekerjasebagai satpam di seluruh Indonesia tidak kurang dari 2 juta orang. Angka yang fantastis. Coba bandingkan dengan jumlah polisi sebagai anggota Polri, yangsekitar 420.000 orang. Atau dengan jumlah tentara di TNI, yang jumlahnya jugasekitar 430.000. Maka jumlah satpam jauh lebih banyak. Dengan tugas dan fungsi pokokmenjaga keamanan, maka satpam punya potensi amat besar. 

Potensi untukbangsa ini dalam membantu Polri dan masyarakat menjaga keamanan negara. Satpammenjaga keamanan di lingkungan kerjanya masing-masing. Jika setiap satpambekerja sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya, maka Polri dan masyarakat akansangat terbantu. Akan makin sedikit wilayah yang tidak tersentuh oleh petugaskeamanan.  Akan makin sempit ruang gerakbuat para pelaku kejahatan. Akan makin mudah bagi negara, untuk mendeteksi dinipotensi-potensi ancaman kejahatan, mulai dari yang kecil sampai yang besar.Mulai dari ancaman pencurian sampai ancaman terorisme. 

Hal inilah yangdilihat oleh Kapolri Profesor Doktor Jenderal Polisi Tito Karnavian, dengan meluncurkanprogram pemuliaan satpam sejak awal 2018 lalu. (Bukan kebetulan jika potensisatpam ini dilihat oleh dua jenderal polisi yang profesor doktor).  Program itu dijalankan oleh jajaran di BadanPemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri (di bawah komando Kabaharkam Komjen PolMoechgiyarto, Kakorbinman Irjen Pol Arkian Loebis, DIrbinmas Brigjen Pol Istiono)beserta para perwira Polri yang peduli dengan satuan pengamanan. 

Akhir 2018 ini,sejumlah hal sudah berjalan pada relnya sesuai dengan program pemuliaan satpam.Mulai dari peraturan perundangan baru yang akan menggantikan peraturan lama,peraturan detil di bawahnya, pendirian sejumlah asosiasi baru yang melengkapiasosiasi sebelumnya, dan banyak lagi langkah lainnya. Bahkan, Polri juga sudahkembali membangun semangat untuk meningkatkan kompetensi satuan pengamanan,yang sebelumnya sempat vakum. 

Peraturan dan pelaksanaannya diperbaiki sertaditata ulang. Praktis, selama 2018 semangat untuk pemuliaan satpam cukup bergelora. Dinamis. Ramai dan seru. Kadang mesra, tak jarang berseteru. Tapi semangatnyasama. Jangan heran jika awal Desember lalu, melalui Abujapi, program pemuliaansatpam sampai juga ke istana negara.

PR Polri dalammemperbaiki kondisi satpam dan industri pengamanan, masih panjang. Pemuliaansatpam terdiri dari dua hal yaitu perbaikan kompetensi dan peningkatankesejahteraan. Dua hal itu membutuhkan kerjasama dan kolaborasi semua pihak. Polri tidak dapat berjalan sendirian. Bahkan sebagai regulator, Polri seharusnyaseperti tut wuri handayani. 

Pelaku utamanya seharusnya adalah siapa pun yangbekerja di bidang pengamanan. Mulai dari satpam, perusahaan jasa pengamananatau BUJP, dan para pengguna jasa satpam. Alhamdulillah, kolaborasi sudah mulaiterlihat, walaupun di sana sini masih tampak egoisme individu dan organisasi.

Pertanyaan diatas kembali diingat:

Kalau bukan kita,siapa lagi?

Kalau bukansekarang, kapan lagi?

Jangan sampai semangat dari regulator (Polri) berubah lagi hanya karena para perwiranyapindah jabatan. Visi para perwira itu tidak selalu sama. Ada yang hanya punyavisi sesaat, ada pula yang bervisi sempit. Mumpung saat ini, di bawah komandopara perwira tinggi Polri yang bervisi bagus terkait satpam, seluruh stakeholder industri pengamanan wajib bersatu padu, menyamakan persepsi, menyatukanvisi, memadukan energi, untuk majunya industri pengamanan. 

dokpri
dokpri

Khusus untuk parasatpam, jika mau kesejahteraan meningkat, tidak bisa hanya bekerja sepertibiasanya. Tidak bisa hanya menunggu Polri membuat kebijakan bagus. Tidak bisa cumamenanti BUJP berubah menjadi lebih baik. Tidak bisa sekadar mengandalkan perusahaanmenaikkan gaji. Mau tidak mau, suka tidak suka, kalau mau lebih sejahtera makakita harus meningkatkan kompetensi, menaikkan level kualitas, memperbaiki carapandang dan cara berpikir. Tambah wawasan, perbanyak pengetahuan, perkaya keahliandan keterampilan. 

 Dalam waktu dekat, Polri sudah akan membuka sertifikasi profesi buat satpam berstandar BNSP(Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Manfaatkan sesegera mungkin padakesempatan pertama. Kini, semakin banyak BUJP yang menyelenggarakan pelatihanberstandar nasional dan bahkan internasional. Perkaya diri dengansertifikasi-sertifikasi yang akan meningkatkan kualitas diri. Ketika kebijakanberubah kelak, saat kondisi makin membaik, Anda wahai para satpam sudah siap menyongsongdan memanfaatkannya.

Bukan mimpi bukanilusi. Satu-dua dekade lalu, tak ada seorang anak sekolah pun yang bercita-cita menjadi juru masak. Tapi lihatlah sekarang. Makin banyak pelajar yang bermimpimenjadi seorang chef. Jadi, bukan mimpi dan bukan ilusi pula, jika satu dekadedari sekarang, akan banyak anak sekolah yang bercita-cita menjadi satpam.

 

Selamat ulangtahun, Satpam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun