Mohon tunggu...
GUNAWAN
GUNAWAN Mohon Tunggu... Guru - GURU

Sedang belajar menulis pengalaman yang dialami

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Role Playing", Macam Mana Pula Itu?!

27 Januari 2024   09:35 Diperbarui: 27 Januari 2024   09:48 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam sejahtera bagi kita semua, 

Penulis ingin berbagi pengalaman dengan teman-teman semua yang kebetulan berprofesi sebagai guru dan semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat tentunya.

Pada Kamis 25 Januari 2024 kebetulan tugas mengajar mulai pukul 06.30-08.00 WIB disela-sela jam kosong ingin sekali berkeliling lingkungan sekolah melihat kondisi siswa lainnya. Ada yang membuat tertarik pada kegiatan siswa kelas XII TMPO 2, terlihat ada anak yang sedang merekam teman mereka yang sedang praktek. Penasaran apa yang mereka lakukan saya menghampiri mereka lalu bertanya kepada salah satu anak bernama Azizi Bintang. "Sedang apa zi?" tanya penulis kepada Azizi. "Mengerjakan tugas pak, berperan sebagai SA (Service Advisor)" Jawab Azizi. 

Ternyata salah satu teman guru sedang memberikan tugas Role Playing sebagai SA. Nah pertanyaannya macam mana pula itu "ROLE PLAYING"?

Role playing atau bermain peran menurut Zaini, dkk (2008:98) adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Prinsip bermain peran adalah untuk memerankan peran-peran yang ada didunia nyata ke dalam pertunjukkan peran di dalam kelas, yang kemudian dijadikan bahan refleksi siswa yang lain memberikan penilaian terhadap pemeran.

Sementara itu Role Playing menurut Huda (2013:209) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan majinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati. Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa Role playing adalah pembelajaran yang disusun dengan melibatkan siswa untuk memerankan diri sebagai tokoh agar tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut Van Ments dalam Zaini dkk (2008:100) hasil dari interaksi pembuat peran dengan skenario, individu-individu, atau teman lain dalam kelas, atau kedua-duanya belajar sesuatu tentang seseorang, problem dan/atau situasi yang spesifik dari bidang tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model role playing merupakan model pembelajaran termasuk rumpun sosial yang menekankan individu dengan orang lain atau masyarakat.

Jadi artinya setiap siswa memiliki peran masing-masing didalam kegiatan pembelajaran, yang terjadi diatas adalah sebuah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan bermain peran saat ada kegiatan di bengkel bahwa ada prosedur dalam menerima job. maka sang guru menugaskan untuk mendalami karakter sebagai SA (service advisor) dibantu teman lainnya sebagai mekanik, customer dan juga admin. Sehingga terjadilah kolaborasi antara mereka sebagai satu tim yang kompak.

taklupa juga mereka menyiapkan skenario dari awala customer datang diterima oleh SA, lalu service mobil oleh mekanik sampai dengan penyelesaian administrasi oleh bagian admin. 

Lantas bagaimana langkah-langkah Model Pembelajaran Role Playing sih ?

Menurut Huda (2013:209-210) langkah-langkah model pembelajaran role playing sebagai berikut :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.

3. Guru membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang.
4. Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6. Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau member penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Guru memberikan kesimpulan dan evaluasi secara umum.

Lantas apa kelebihan dan kelemahan saat penerapan Role Playing ??

Kelebihan dan kelemahan Role Playing :

kelebihan role playing, yaitu (Huda, 2010:210-211) :
1. Dapat memberi kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
2. Bisa menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit dilupakan.
3. Membuat suasana kelas menjadi lebih dinamis dan antusiastis.
4. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan

5. Memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar

Selain kelebihan, role playing juga memiliki kelemahan. Kelemahan role
playing yaitu:
1. Banyaknya waktu yang dibutuhkan.
2. Kesulitan menugaskan peran tertentu kepada siswa jika tidak dilatih dengan baik.
3. Ketidakmungkinan menerapkan rencana pembelajaran jika suasan kelas tidak kondusif.
4. Membutuhkan persiapan yang benar-benar matang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui strategi ini.

Nah, itulah sekilas mengenai model pembelajaran Role Playing dengan sisi positif dan negatif yang tarkandung didalamnya. Tentunya saat kita menerapkan model pembelajaran Role Playing perlu memikirkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatannya sehingga kita dapat secara maksimal hasil yang diberikan terhadap kualitas pembelajaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun