Mohon tunggu...
Penti Nursifa
Penti Nursifa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Topik konten yang saya sukai tentang sosial dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rendahnya Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Sempu 1

1 Desember 2024   22:38 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Membaca Pemahaman

Berdasarkan hasil temuan observasi yang d lilakukan oleh peneliti di sekolah dasar kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Sempu 1 bahwasanya dalam pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik  masih kurang dalam kemampuan membaca pemahaman. Kurangnya kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat dari bagaimana cara peserta didik dalam kegiatan membaca buku cerita yang mereka pilih sesuai dengan yang mereka suka.  Namun dalam proses membaca peserta didik kelas IV sebagian belum mampu dalam memahami isi bahan bacaan yang mereka baca. Peserta didik yang lain juga belum memperhatikan tanda baca dalam membaca. Peserta didik kelas IV hanya memperhatikan tulisannya saja namun tidak dengan tanda bacanya. Dalam kegiatan observasi peneliti melihat bagaimana proses belajar peserta didik pada mata pelajara Bahasa Indonesa. Pada awal pembelajaran peserta didik diminta untuk memilih buku cerita, setelah itu peserta didik juga diminta oleh guru kelas untuk membaca dan juga mengembangkan cerita dalam bentuk tulisan. Selain itu peneliti juga melihat bagaimana peserta didik saat diminta guru untuk membaca di depan kelas. Terlihat bahwa peserta didik dalam kegiatan membaca di depan kelas belum percaya diri, karena bisa terlihat juga dari intonasi saat mereka membaca cerita. Tidak hanya itu rasa percaya diri yang kurang juga terlihat saat peserta didik di minta untuk maju kedepan, namun tidak ada yang berani. Sehingga guru kelas pun harus menunjuk peserta didik agar ada yang maju kedepan kelas.

Peneliti melihat bahwa rendahnya kemampuan siswa membaca pemahaman itu karena mereka hanya diberikan kesempatan membaca cerita dengan waktu yang cukup singkat, yaitu selama waktu 40 menit untuk membaca, menyimpulkan, menulis dan mempresentasikan di depan kelas secara individu. Berdasarkan hasil yang didapatkan oleh peneliti melalui kegiatan wawancara dengan guru kelas IV SDN Sempu 1 peneliti mendapatkan informasi bahwa faktor dari rendahnya kemampuan membaca pemahaman disebabkan karena peserta didik hanya berfokus pada membaca teks saja, tidak sampai isi bacaannya. Selain itu juga peserta didik kurangnya menyimpulkan suatu bacaan dan hanya menikmati visual bacaan tanpa mengerti maknanya. Guru kelas juga menyampaikan bahwa faktor rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV itu disebabkan karena faktor orang tua, dimana ada beberapa siswa yang kurang bimbingan dan perhatian orang tuanya dikarena orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sehingga proses belajar siswa saat di rumah kurang maksimal. Seharunya orang tua itu dapat membimbing dan memperhatikan anak saat belajar agar anak memiliki motivasi yang tinggi. Faktor bimbingan dan perhatian orang tua itu sangat penting sekali karena bisa meningkatkan hasil belajar anak di sekolah anak. Menurut Ambarita,R (2021:2341) mengemukakan bahwa faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa dapat dilihat dari dua faktor internal (faktor dalam diri siswa) dan faktor eksternal (luar diri siswa). Faktor internal seperti minat dan kegiatan dalam membaca, dan juga perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Faktor eskternal yang menyebakan rendahnya kemampuan membaca, yaitu sarana dan prasarana yang dimiliki oleh peserta didik dan lingkungan sekolah serta lingkungan keluarga.

Selain dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru kelas IV SDN Sempu 1, penelliti juga memperhatikan bahwa penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV disebabkan cara mengajar guru di kelas. Guru kelas IV dalam proses pembelajaran tidak mengajar dengan cara bervariasi dimana guru hanya menggunakan metode ceramah, dan tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Sehingga proses pembelajaran terlihat monoton dan peserta didik terlihat tidak semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak hanya metode dan model saja yang menjadi penyebab, namun cara guru menyampaikan tugas yang harus dikerjalan siswa juga kurang jelas. Sehingga peserta didik dalam mengerjakan tugas merasa kebingungan. Harus diketahui bahwa cara mengajar yang bervariasi itu sangat diperlukan agar dapat menimbulkan perhatian peserta didik untuk lebih aktif di kelas.

2. Solusi Mengatasi Rendahnya Kemampuan Membaca Pemahaman

Berdasarkan hasil peneliti mengenai permasalahan yang ditemui di kelas IV SDN Sempu 1 yaitu rendahnya kemampuan membaca pemahaman, maka peneliti memberikan saran dan solusi agar kemampuan peserta didik dalam memahami isi bacaan bisa meningkat. Untuk itu peneliti memberikan soluasi yaitu dengan cara penggunaan model pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Karena dengan adanya penggunaan model pembelajaran saa proses belajar bisa mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, serta pembelajaran yang dilakukan di kelas tidak membosankan. Selain dengan adanya model pembelajaran guru juga bisa melakukan ice breaking pada saat proses pembelajaran di kelas agar siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran dan juga merasa nyaman saat di kelas. Dari hasil peneliitian yang dilakukan oleh Amalia, R,. S(2022) bahwa penggunaan model pembelajaran SQ3R dapat menghasilkan peningkatan dalam keterampilan membaca pemahaman dan aktivitas belajar peserta didik. Sejalan dengan penelitian sebelumnyam Salmedani, S, dkk (2021:65) mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia degan menggunakan model pembelajaran SQR dapat meingkatkan hasil belajar. Dari penelitian diatas dapat disumpulkan bahwa penggunaan model SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan membaca pemaahaman siswa. Tidak hanya hasil belajar yang meningkat, penerapan model pembelaran SQ3R akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses kegiatan belajar. Model ini juga membuat siswa semangat dan cenderung siswa tidak akan bosan di kelas. Model pembelajaran SQ3R ini merupakan teknik untuk bisa memahami isi bacaan dengan melalui lima langkah kegiatan, diantaranya yaitu peserta didik melalukan penelitian terhadap isi bacaan (Survei), setiap peserta didik mengajukam pertanyaan (Question), peserta didik membaca teks secara keseluruhan (Read), peserta didik menjawab pertanyaan (Recite), peserta didik mengulang kembali hasil diskusi (Review), kegiatan akhir yaitu tindak lanjut dan evaluasi sesuai dengan materi yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam memhami isi bacaan dengan baik, ada beberapa Langkah yang harus dipahami oleh pembaca, diantaranya:

Pembaca harus menentukan tujuan membaca

Preview yaitu membaca dengan slaying pandang

Membaca dengan cara keseluruhan isi bacaan dengan baik dan cermat sehingga seseorang mampu menentukan ide pokok dari bahan bacaan.

Pembaca menyimpulkan kembali isi bacaan dengan cara menggunakan kata-kata sendiri

Penerapan model pembelajaran SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya melibatkan siswa saja, melainkan juga melibatkan guru dimana dituntut untuk memahami model SQ3R dan membuat cara bagaimana model pembelajaran ini bisa mudah diterapkan pada siswa kelas IV sekolah dasar. Model pembelajaran SQ3R mendorong guru agar bisa kreatif dan inovatif dalam proses kegiatan pembelajaran. Peneliti berharap guru kelas bisa menerapkan model pembelajaran SQ3R agar masalah rendahnya kemampuan membaca siswa kelas IV SDN Sempu 1 bisa teratasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun