"Iih anak nakal, awas kamu ya," aku mencubit pipinya yang bakpao. Vina meringis kesakitan.
"Aww sakit Kak,"
"Iya makanya jangan nakal,"
8 April 2010
06 : 09 WIB
Aku terkejut ketika Ratna tiba-tiba  datang ke rumahku. Ada apa gerangan dia datang sepagi ini. Kulihat matanya berkaca-kaca. Dia langsung memelukku. Tangisannya semakin menjadi.
"Kak, aku hamil," suaranya tersendat di sela isaknya. Mendengar ucapannya, tubuhku mendadak seperti tanpa tulang. Dia mengguncang-guncangkan tubuhku. Meminta jawabanku yang masih terdiam, tak percaya dengan apa yang dia ucapkan. Namun aneh, kudengar suaranya berubah. Suara yang tak suara rengekan seorang anak kecil. Suara adikku, Vina.
"Vina?! Kau...?" aku terperanjat saat membuka mata.
"Vin, Kak Ratna mana?" tanyaku setengah sadar sambil menyapukan pandangan ke seluruh sudut kamar.
"Kak Ratna siapa Kak? Di sini tidak ada yang namanya Kak Ratna," ujar adikku dengan dahi berkernyit kebingungan.
"Ya tadi kulihat ada Kak Ratna di sini. Dia menangis,"