Negara-negara kolonial juga memiliki kekuatan besar di Afrika. Selama 60 tahun, kedua negara mendominasi  pengambilan keputusan dalam urusan dunia. Namun, sementara negara-negara lain di kawasan Afrika  setidaknya  berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atas isu-isu yang terjadi di dunia,  sebagian besar negara-negara Afrika adalah gerakan nonblok.Â
Omong-omong, dengan berpartisipasi dalam Gerakan Non-Blok, yang merupakan negara netral yang tidak berpartisipasi dalam aliansi, negara-negara Afrika tidak terhalang dari peran aktif mereka dalam urusan dunia.Â
Hal ini menyebabkan negara-negara Afrika mengupayakan upaya dekolonisasi. Afrika sedang berjuang untuk melindungi kemerdekaannya dan telah diberikan posisi marjinal dalam organisasi internasional. Upaya dekolonisasi juga diadvokasi oleh United Nations Forum, yang diikuti oleh negara-negara Afrika dan organisasi-organisasi yang digunakan.Â
Dari dua blok besar yang mendominasi dunia seperti orang lain. Dengan memilih ikut serta dalam Gerakan Non-Blok, negara-negara yang baru saja merdeka, termasuk yang berada di kawasan Afrika, dapat berpartisipasi di kancah internasional tanpa memilih blok yang ada. Dengan kata lain, negara-negara yang baru merdeka dapat dengan percaya diri mengembangkan, mengada dan menentukan nasibnya sendiri tanpa  tangan  dua blok besar yang mendominasi dunia.Â
Pesona Afrika sangat terlihat di mata orang Eropa dan penjajah lainnya. Dilihat dari hasil sumber daya alam yang melimpah, ada banyak sumber daya manusia  di  Afrika. Daya tarik kolonialisme yang paling mencolok dan  utama  di  Afrika adalah sumber daya emasnya yang  melimpah. Menurut penelitian para ahli, Afrika, khususnya Sudan, menyumbang seperempat dari kandungan emas dunia. Oleh karena itu, tidak heran jika  bangsa Eropa sangat berambisi menguasai kawasan Afrika untuk kepentingan mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H