Mohon tunggu...
Evi Martha
Evi Martha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Duta Warung Makanan Sehat Aman dan Sehat Kampung Melayu, Jakarta Timur

15 Desember 2015   09:57 Diperbarui: 15 Desember 2015   14:44 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan merupakan sumber energi utama dan kebutuhan pokok manusia. Makanan yang dikonsumsi dapat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada kesehatan tubuh manusia, baik dari komposisi gizinya maupun kebersihannya.  Penyakit yang disebabkan oleh makanan disebut juga dengan Foodborne diseases yaitu gejala penyakit yang terjadi akibat mengonsumsi makanan yang mengandung mikroorganisme atau toksin yang berasal dari tumbuhan, bahan kimia, kuman, maupun binatang (Chandra, 2006).  Istilah lain dari penyakit akibat makanan adalah keracunan makanan.  Keracunan makanan merupakan suatu penyakit gastroenteritis akut yang terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang dihasilkan pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat anorganik/racun yang berasal dari tanaman dan binatang (Chandra, 2006).

Diare adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh makanan.  Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa penyakit diare yang disebabkan makanan atau air tercemar membunuh kira-kira 2.2 juta orang setahunnya.  Berdasarkan Riskesdas 2010, prevalensi diare di Jakarta adalah 8%.  Jakarta termasuk dalam 5 provinsi dengan insiden diare tertinggi di Indonesia (Riskesdas 2013).  Angka kesakitan (IR) diare di Kelurahan Kampung Melayu sebesar 30,6% (Muslimmah, 2014). 

Makanan sehat dan bersih yang dikonsumsi setiap hari merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi supaya terhindar dari penyakit seperti keracunan makanan. Menurut Arisman (2009) salah satu faktor yang mempengaruhi insidens keracunan makanan adalah industrialisasi, urbanisasi, perubahan gaya hidup, populasi yang padat, perdagangan bebas, higiene lingkungan yang buruk, kemiskinan, dan ketiadaan fasilitas menyiapkan makanan.  Center of Disease Control (CDC) mengidentifikasi beberapa faktor yang bertanggungjawab terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan, diantaranya 1) membeli makanan dari sumber yang tidak aman; 2) kegagalan untuk memasak makanan secara tepat; 3) merebus makanan pada temperatur yang tidak sesuai; 4) menggunakan peralatan yang tercemar; 5) kebersihan pribadi yang buruk.

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang telah dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu (Martha, 2014) masih banyak ditemui pedagang makanan yang mengolah dan  menjual makanan yang kurang memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan dan kandungan zat berbahaya yang ada dalam makanan.  Disisi lain pemukiman penduduk yang bersebelahan/berdekatan dengan sungai Ciliwung yang sering meluap serta kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik seperti pembuangan limbah rumah tangga/air got yang tidak mengalir, sehingga menyebabkan kejadian banjir sering terjadi.  Ciri lain dari sebuah daerah slum urban banyaknya tikus, kecoa, dan lalat, sedangkan penjual makanan sepertinya kurang perduli dengan bahaya makanan yang tercemar oleh binatang tersebut.  Masyarakat sekitar pun menganggap hal tersebut sebagai situasi yang biasa. Pernah ditemukan pedagang/penjual makanan yang menggunakan air mentah dan bahan makanan yang berbahaya dalam mengolah makanan yang akan dijual.

Kondisi di atas menggambarkan masih kurangnya pengetahuan, perilaku masyarakat dan juga para pedagang makanan terhadap makanan yang bersih dan sehat.  Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan tentang kebersihan dan sanitasi makanan kepada para pedagang makanan olahan dan juga pada masyarakat yang menjadi konsumennya yang berada di sekitar kelurahan Kampung Melayu.  Kampung Melayu, Kec Jatinegara, Jakarta Timur, merupakan salah satu wilayah slum perkotaan yang ada di Jakarta.  Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan mengenai Perilaku Makan Masyarakat di Kampung Melayu (Martha, 2014), kondisi sosial-ekonomi warga hampir 70% nya menengah ke bawah dan bermukim dipinggir bantaran kali sehingga rawan dengan banjir.  Lingkungan di Kampung Melayu secara umum termasuk kategori kumuh karena memang banyak rumah semi permanen dengan ukuran, bentuk rumah dan tata letak yang tidak beraturan.  Kondisi di atas menunjukkan bahwa Kampung Melayu merupakan wilayah yang berisiko terjadinya kejadian keracunan makanan/diare.  Selain itu, pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai kebersihan dan keamanan makanan masih kurang baik.

Dari hasil research tersebut, lingkungan Kampung Melayu terpilih  menjadi prioritas dilaksanakannya Program “Edukasi dan Upaya Perubahan Perilaku Pedagang Makanan dan Masyarakat tentang Warung Makan Sehat di Daerah Slum ”, dengan skema research-based yang di- ketuai oleh:

DR. dra. Evi Martha, M.Kes (NIP:196303311989012001) dari FKM UI/ Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku bersama beberapa team yang terlibat; Tiara Amelia, SKM, MSc (NUP:100240310291212891), Janita Ristianti,SSiT,  Andham Dewi,SKM,  Khusnul Khotimah,SKM dan  Irma Welliani S.T.P, M.Kes.

Dengan di support oleh program CEGs (Community Engagement) dari DRPM-UI  tahap 1 program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu mulai dari bulan Mei sampai dengan bulan November 2015, diharapkan program ini bisa dilaksanakan untuk jangka panjang sampai tahun 2019 dengan target perubahan perilaku pada pedagang makanan menetap, pedagang makanan keliling dan tokoh masyarakat kemudian meluas ke seluruh masyarakat di wilayah Kampung Melayu mengenai Hygiene Sanitasi Makanan dan tentunya diharapkan juga akan berdampak terhadap berkurangnya insidens diare di Kampung Melayu serta mengurangi potensi timbulnya foodborne.

Program “Edukasi dan Upaya Perubahan Perilaku Pedagang Makanan dan Masyarakat tentang Warung Makan Sehat di Daerah Slum ”merupakan kerjasama multi stakeholder yang sangat baik antara Tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan Jakarta Timur, serta Kelurahan Kampung Melayu dan Tokoh Masyarakat setempat. Evaluasi keberhasilan program dilakukan melalui pre-post test dan observasi terhadap kelompok sasaran yang sudah dilatih, selain itu juga  dilihat dari hasil pendampingan, monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara periodik.

Hasil pre post test dan observasi menunjukkan peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek  yang cukup berarti.  Selain itu pada akhir pelatihan berdasarkan kesepakatan bersama dibentuk duta warung makanan aman dan sehat yang terdiri dari para Tokoh Masyarakat yang sudah dilatih.  Salah satu tugas mereka adalah memantau para pedagang yang sudah dilatih agar peduli dengan keamanan dan kesehatan makanan yang disajikan.   Berdasarkan kesepakatan bersama pula kemudian dipilih 3 pedagang keliling dan 3 pedagang rumahan yang terbaik dengan indikator yang sudah ditetapkan.  Pedagang yang terpilih ini kemudian diberi penghargaan berupa peralatan pengolahan makanan dan spanduk yang dipajang didepan warung rumahan.

Supaya kegiatan ini berkelanjutan tim pengmas menyerahkan secara formal kegiatan ini ke pihak Kelurahan, pihak Sudinkes dan pihak BPOM untuk bisa diteruskan dan direplikasi ke RW atau wilayah lain.  Untuk kegiatan tahap pertama tim Kelurahan bekerjasama dengan BPOM dan Sudinkes akan melakukan pelatihan untuk wakil pedagang yang berada di RT lain di Kelurahan Kampung Melayu yang wilayahnya belum mendapat pelatihan.  Pelaksanaan pelatihan ini rencananya akan dilakukan tanggal 13 Januari 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun