Mohon tunggu...
Adelina Ria Pratiwi
Adelina Ria Pratiwi Mohon Tunggu... -

Nggak sekedar Pengajar, tapi juga Trainer!!,dan Pengusaha yang Sukses!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gemarnya Si Anak Bermain, di Usia 3 Tahun Pertama

25 November 2016   22:30 Diperbarui: 25 November 2016   23:20 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                 masa anak yang berumur 3-6 tahun masuk dalam masa praoperasional artinya masa dimana anak memulai kemampuannya dalam belajar. dalam umur 3-6 tahun anak usia dini mengalami 3 perubahan masa yakni:

a. usia 3-4 tahun anak mengalami masa pancaroba

b. usia 4-5 tahun anak mengalami masa pemain

c. usia 6 tahun memasuki masa anak-anak

 Anak usia tiga, empat, dan lima tahun penuh energi, antusiasme dan rasa ingin tahu. Selalu bergerak terutama ketika mereka sedang asyik melakukan sesuatu yang menarik perhatian mereka pada saat itu. selama tahun-tahun ini, ketrampilan motorik mereka semakin sempurna. kreativitas dan imajinasi muncul dalam segala hal, dari drama, karyaseni sampai bercerita. kosakata dan ketrampilan intelektual berkembang secara pesat, memungkinkan anak untuk mengekspresikan gagasannya, memecahkan masalah, dan membuat rencana. anak-anak prasekolah sangat percaya pada pendapat mereka sendiri. sementara itu, tumbuh perasaan kebutuhan akan orang lain danmulai ada pengendalian terhadap perilaku sendiri (denham, et al., 2003). merekaberjuang agar bisa mandiri, tetapi butuh diyakinkan bahwa orang dewasaselalu ada untuk memberi bantuan, menenangkan, atau untuk menyelematkan ketika diperlukan. 

ciri perkembangan kognitif pada anak usiatiga tahun

1. dalamperkembangannya anak akan mendengarkan dengan penuh perhatian pada cerita yangsesuai dengan umur nya.

2. anakakan berkomentar mengenai cerita yang dibacakan untuknya, terutama menegenairumah dan kejadian yang terjadi dalam keluarga.

3. menyukaicerita (dengan tek-teki), tebakan, dan ketegangan

4. berusaha

5. menyebutkansegitiga, lingkaran, kotak, dapat menunjuk pada bentuk yang diminta. 

6. menegelompokkanbenda-benda secara logis berdasarkan kategori, warna bentuk, atau ukurannyasebagai dasar pengelompokan: semua manik merah disatu tumpukan, manik hijauditumpukkan yang lain (deak, et al.,2002)

7. seringmenunjukkan pemahaman pengertian mengenai peerbandingannya dasar ukuran-bentukbisa menyebutkan benda yang lebih besar dari kedua benda tersebut (biewitt,1994) 

8. menghitungbenda dengan suara yang keras.

Ciri perkembangan kognitif pada anak usia empat tahun

1. menumpuk paling sedikit lima kubus ynag ukurannya bertahap dariyang terbesar sampai terkecil, membangun pyramid denganenam balok.

2. mengetahui perbedaan dua kata yang pengucapannya mirip: kaki-daki,tembok-gembok

3. padaakhir tahun ini bisamenyebutkan delapan belas sampai dua puluhhuruf besar; beberapa anak yang mencetakbeberapanama atau menulis namanyasendiri; bias mengenali beberapa kata-kata yag diceak (terutama kata-kata yangmempunyai arti khusus untukanak).

4. beberapa anak mulai membaca buku sederhana, seperti buku huruf dengan beberapakata per halaman dan banyak gambar (goodall, 1984).

5. menyukai dan memeilih cerita mengenai cara sesuatu tumbuh dan beroperasi (mesin).

6. senang  mempermainkan kata, menciptakan bahasa yang terdengar lucu 

ciri perkembangan kognitif pada  anak usia lima tahun

1. mengelompokkanbermacam-macam benda sehingga semua benda dalam suatu kelompok

2. mempunyaisatu persamaan (keterampilan mengelompokkan: semua makanan atau kapal ataubinatang) (deak, ray dan pick, 2002)

3. berhitungdengan mengeluarkan suara sampai kedua puluh atau lebih: banyak anak berhitungsampai seratus ( mix, huttenlocker & levine, 1996)

4. mengenaliangka 1 sampai 10

5. mengetahuikegunaan kalender

6. inginbelajar banyak hal baru

7. mengenalidan bisa menyebutkan satuan uang, mulai dari menghitung uang dan menabung

ciri perkembangan kognitif pada anak usia enam tahun

1. rasakeingin tahuan

2. rasakeinginan untuk belajar

3. humor  dan kasih sayang yang berlimpah

4.serta niat baik.

5. bagibanyak anak, periode ini menandai permulaan sekolah formal yang berorientasipada mata pelajaran. dan perlu dicatat bahwa kegiatan akademis formal paa tahapini dianggap tidak sesuai dengan tahap perkembangan oleh berbagai pendidik anakusia dini (hyson, 2003, naeyc, 2002: nel, 2000).

        

          dengan mengetahui, kegemaran anak atau pembelajaran apa saja yang sesuai dengan usia si anak, orang tua tidak salah dalam bersikap terhadap si anak. denga mengetahui ciri-ciri perkembangan kognitif tersebut, diharapkan orang tua tdak salah saat mendidik putra-putrinya.

          Menginjak usia ketiga, si Kecil berada pada tahap Preoperational Stage. Di mana anak mulai merepresentasikan dunianya dengan kata serta gambar yang mencerminkan pemikiran simboliknya. 

           Ia mampu mempertimbangkan besar, jumlah, bentuk dan benda-benda melalui pengalaman konkrit serta mengerjakan tugas yang melibatkan konsep angka.  Selain itu di masa inisi Kecil sedang mengalami golden age.  Jadi ia cepat menerima informasi yang ia dapat  dengan optimal sesuai pesatnya jumlah neuron yang semakin bertambah. 

           Selain hal-hal itu, orang tua terutama ibu, maka harus mengetahui mengenai hal-tama, yakni hal apa saja perlu dikembangkan pada anak di usia 3 tahun pertama

- Bacakan cerita. Ajak ia membaca buku di tiap waktu luang minimal 5 menit. Dengan ini, rasa ingin tahu si Kecil akan tumbuh lebih besar dan kosakata jauh lebih banyak. 

- Perbanyak angka dan huruf di rumah. Tempel nama anak di pintu kamar, pasang karpet bermain bertulis angka atau huruf, atau menempel magnet dengan huruf dan angka. 

- Flash card. Gunakan kreativitas Ibu untuk membuat dari karton bekas yang bertuliskan huruf dan angka. Tunjukkan huruf/angka pada si Kecil secara teratur.  

- Kenalkan huruf yang banyak ditemui dalam keseharian si Kecil. Misal B untuk bola. Untuk berhitung Ibu bisa mengajaknya menghitung jumlah mainannya, menyusun balok, menemukan kata-kata di label kemasan, koran, majalah hingga papan billboard atau etalase toko. 

- Hindari memaksa. Buat kegiatan belajar ini menyenangkan ya Bu. Jika si Kecil terlihat bosan, ganti dengan permainan lain yang ia sukai. 

- Perhatikan mood si Kecil. Jadi, Ibu juga harus pintar dalam memilih waktu belajarnya. 

Tapi bukannya sekarang banyak beredar berita mengenai larangan calistung untuk anak usia dini ya? Beberapa memang menghubungkannya dengan “mental hectic”. Yaitu kekacauan mental, rasa tertekan hingga akhirnya ia tak mau lagi belajar apapun. Lalu?

Tenang Bu. Yang terpenting, prioritaskan untuk sekedar mengenalkan kegiatan membaca dan menumbuhkan minat belajarnya. 

Hindari menargetkan agar anak bisa membaca atau menulis ya. Jadi, jangan memaksakan penguasaan atau target tertentu pada si Kecil agar otaknya bekerja berat. 

Finally, semoga sedikit cuplikan ini dapat menambah wawasan kita...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun