Mohon tunggu...
Mas Wartono
Mas Wartono Mohon Tunggu... Guru - Guru Ahli Madya, Quizizz Super Trainer, Nara Sumber BPB IKM A3, Penggerak Bergema BLPT A1, Penggerak Dedikatif Komunitas Belajar, Guru Penggerak, Pengajar Praktik, Guru Inovatif, Ketua Komunitas Guru Cakap Teknologi, Analis Data SPSS, Aktor Awan Penggerak

Saya bertugas sebagai guru di daerah terpencil dipulau terluar yaitu Pulau Ndao Nuse, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Saya mengabdi sebagai pendidik sudah 19 tahun. Hobi saya adalah membaca dan mencari tantangan baru dalam dunia pendidikan. Saat ini saya lebih benyak sebagai nara sumber di berbagai kegiatan terutama yang berhubungan dengan kurikulum merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penguasaan Teknologi Pendidikan: Suatu Tuntutan ataukah Keharusan bagi Guru untuk Tetap Belajar?

3 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   18:16 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen pribadi penulis

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Teknologi pendidikan, yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, serta metode digital, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Namun, pertanyaannya adalah, apakah penguasaan teknologi pendidikan bagi guru merupakan tuntutan semata ataukah suatu keharusan yang mutlak? Dalam konteks perkembangan zaman dan kebutuhan siswa di era digital, penguasaan teknologi pendidikan lebih dari sekadar tuntutan; itu adalah keharusan yang mendesak.

Teknologi Pendidikan: Transformasi dalam Pembelajaran

Teknologi pendidikan telah membuka peluang untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal, interaktif, dan efisien. Menurut Januszewski dan Molenda (2008), teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses serta sumber daya teknologi. Hal ini menegaskan bahwa teknologi pendidikan bukan sekadar alat bantu, tetapi sebuah pendekatan menyeluruh dalam pengelolaan pembelajaran.

Sebagai contoh, platform digital seperti Google Classroom, Quizizz, dan Padlet.com memungkinkan guru untuk memberikan tugas, memantau kemajuan siswa, serta menciptakan pembelajaran kolaboratif tanpa batasan ruang dan waktu. Di samping itu, teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih mendalam, menjadikan materi pelajaran lebih menarik dan mudah dipahami.

Namun, untuk memanfaatkan semua ini secara efektif, guru harus memiliki kompetensi teknologi yang memadai. Tanpa penguasaan teknologi pendidikan, manfaat yang ditawarkan oleh kemajuan ini akan sulit direalisasikan.

Tuntutan atau Keharusan?

Menguasai teknologi pendidikan bukan lagi pilihan bagi guru di era digital. Menurut Marc Prensky (2001), siswa saat ini adalah "digital natives," yaitu generasi yang sejak lahir telah akrab dengan teknologi. Sementara itu, banyak guru adalah "digital immigrants," yang harus belajar beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang. Ketimpangan ini menuntut guru untuk terus belajar agar dapat memenuhi kebutuhan siswa yang lebih dinamis.

Dalam perspektif Vygotsky, teori zone of proximal development (ZPD) menunjukkan bahwa pembelajaran yang efektif terjadi ketika pendidik mampu memfasilitasi siswa dalam wilayah kemampuan yang sedikit di luar jangkauan mereka, tetapi masih dapat dicapai dengan bantuan. Teknologi pendidikan memberikan alat untuk membantu guru mendukung siswa di ZPD mereka, tetapi hal ini hanya mungkin jika guru memahami cara menggunakan teknologi tersebut secara optimal.

Selain itu, penguasaan teknologi juga menjadi keharusan untuk mendukung kurikulum yang berorientasi pada masa depan, seperti Kurikulum Merdeka di Indonesia. Pendekatan ini menuntut guru untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, menggunakan teknologi sebagai media untuk memfasilitasi kolaborasi, kreativitas, dan eksplorasi.

Pendapat Para Ahli Tentang Penguasaan Teknologi Pendidikan

Para ahli pendidikan dan teknologi sependapat bahwa penguasaan teknologi adalah bagian integral dari profesi guru di era modern. Menurut Mishra dan Koehler (2006), model TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) menekankan bahwa guru perlu mengintegrasikan tiga aspek utama dalam pengajaran mereka: teknologi, pedagogi, dan konten. Guru tidak hanya harus menguasai materi yang diajarkan, tetapi juga memahami cara menyampaikan materi tersebut dengan memanfaatkan teknologi secara efektif.

Selanjutnya, John Hattie dalam bukunya Visible Learning (2008) mengidentifikasi bahwa teknologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika digunakan untuk meningkatkan keterlibatan, memberikan umpan balik yang bermakna, dan memfasilitasi pembelajaran yang dipersonalisasi. Namun, efektivitas ini bergantung pada kompetensi guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam strategi pengajaran mereka.

Manfaat Penguasaan Teknologi bagi Guru dan Siswa

Penguasaan teknologi pendidikan oleh guru membawa banyak manfaat, baik bagi siswa maupun guru itu sendiri:

  1. Meningkatkan Efisiensi Pengajaran
    Guru dapat merancang pembelajaran yang lebih terstruktur dan efisien dengan bantuan teknologi. Misalnya, perangkat lunak seperti Microsoft Teams memungkinkan pengelolaan tugas dan diskusi kelas secara terpusat.
  2. Mendukung Pembelajaran Inklusif
    Teknologi memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan berbagai gaya belajar. Misalnya, video pembelajaran cocok untuk siswa visual, sedangkan diskusi daring dapat membantu siswa auditori.
  3. Meningkatkan Partisipasi Siswa
    Aplikasi seperti Kahoot atau Mentimeter membuat pembelajaran lebih interaktif, sehingga siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi.
  4. Mengasah Keterampilan Guru
    Guru yang terus belajar teknologi juga mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, seperti pemecahan masalah dan adaptabilitas.

Tantangan dalam Penguasaan Teknologi Pendidikan

Meskipun penguasaan teknologi pendidikan adalah keharusan, guru menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan akses ke perangkat teknologi, minimnya pelatihan, dan resistensi terhadap perubahan. Dalam hal ini, dukungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan sangat penting.

Menurut UNESCO (2020), investasi dalam pelatihan teknologi untuk guru merupakan langkah penting untuk memastikan mereka siap menghadapi tuntutan zaman. Pemerintah harus menyediakan program pelatihan berkelanjutan yang tidak hanya mengajarkan penggunaan teknologi, tetapi juga cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum.

Kesimpulan

Penguasaan teknologi pendidikan adalah keharusan yang tidak dapat diabaikan oleh guru di era digital. Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh teknologi, guru dituntut untuk terus belajar agar dapat memberikan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna bagi siswa.

Pendapat para ahli seperti Mishra, Koehler, dan Hattie menegaskan bahwa teknologi tidak hanya alat bantu, tetapi bagian integral dari strategi pengajaran yang efektif. Dengan dukungan yang memadai, guru dapat mengatasi tantangan dalam penguasaan teknologi dan menjadi fasilitator pembelajaran yang kompeten di era digital.

Pendidikan adalah kunci masa depan, dan teknologi adalah alat untuk membuka pintunya. Oleh karena itu, penguasaan teknologi pendidikan bukan sekadar tuntutan, tetapi keharusan bagi setiap guru yang ingin memastikan siswa mereka siap menghadapi dunia yang terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun