Mohon tunggu...
DEASY IRAWATI
DEASY IRAWATI Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan UNESA

gemar mengikuti perkembangan terkini seputar pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UJIAN NASIONAL (lagi) ..penting nggak sih?

3 Januari 2025   15:30 Diperbarui: 3 Januari 2025   19:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aspek Positif Ujian Nasional

Ujian Nasional (UN) 2026 menghadirkan aspek aspek penting bagi pendidikan di Indonesia yang bisa menjadi peluang untuk perbaikan kualitas pendidikan. Salah satu aspek positif utama adalah kemampuannya untuk mengukur kompetensi siswa secara objektif. UN memberikan gambaran yang jelas tentang sejauh mana siswa memahami materi pelajaran, yang kemudian menjadi tolok ukur pencapaian akademik secara nasional.

Selain itu, UN berperan dalam standarisasi kualitas pendidikan. Dengan pelaksanaan yang seragam, UN memastikan bahwa siswa di seluruh wilayah Indonesia memiliki standar kemampuan yang sama, terlepas dari perbedaan geografis dan sosial ekonomi.

Hasil UN juga dapat menjadi bahan umpan balik untuk pengembangan kurikulum. Analisis data hasil ujian memungkinkan pemerintah dan pendidik untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem pendidikan, sehingga kurikulum dapat terus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

Lebih jauh, pelaksanaan UN yang sukses akan meningkatkan pengakuan internasional terhadap kualitas pendidikan Indonesia, membuka peluang kerja sama global, dan memperkuat posisi Indonesia dalam kancah pendidikan dunia.

Aspek Negatif Ujian Nasional

Meski memiliki banyak manfaat, UN juga menimbulkan sejumlah tantangan. Tekanan psikologis pada siswa adalah salah satu dampak negatif yang signifikan. Banyak siswa merasa terbebani oleh ekspektasi tinggi dan bobot besar UN, yang sering kali mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Selain itu, ketergantungan pada ujian dapat membuat siswa dan guru terlalu fokus pada persiapan UN, sehingga aspek lain dari pendidikan seperti pengembangan karakter dan keterampilan hidup sering terabaikan.

Bagi siswa di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan ekonomi, akses terhadap UN dapat menjadi tantangan besar. Keterbatasan infrastruktur dan teknologi membuat mereka sulit mengikuti ujian dengan lancar.

Risiko lainnya adalah korupsi dan kegagalan sistem, termasuk potensi kecurangan atau kerusakan teknis yang dapat memengaruhi keabsahan hasil UN.

Penyimpangan dalam Pelaksanaan UN

Beberapa penyimpangan dalam pelaksanaan UN sering kali terjadi, seperti kecurangan massal yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari guru hingga pejabat pemerintah. Kasus penjualan soal dan jawaban kepada siswa dengan kemampuan finansial juga mencederai integritas pendidikan.

Di era teknologi, siswa juga menggunakan smartphone atau perangkat pintar lainnya untuk melakukan kecurangan. Hal ini diperburuk oleh pengawasan yang lemah dan bahkan keterlibatan orang tua dalam membantu anak-anak mereka melanggar aturan.

Dampak Penyimpangan

Penyimpangan dalam pelaksanaan UN memiliki dampak serius. Hal ini merusak integritas pendidikan dan mengurangi nilai ijazah sebagai bukti kompetensi siswa. Selain itu, kecurangan menghambat pengembangan kemampuan siswa, membuat mereka kurang termotivasi untuk belajar secara jujur.

Dampak lainnya adalah ketidakadilan bagi siswa yang tidak melakukan kecurangan, serta penurunan kualitas pendidikan nasional, yang pada akhirnya menghambat kemajuan bangsa.

Solusi Mengatasi Penyimpangan

Untuk mengatasi penyimpangan, perlu diterapkan langkah-langkah seperti peningkatan pengawasan yang ketat dan penggunaan teknologi pengawasan modern untuk memantau pelaksanaan UN. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum untuk membangun integritas siswa.

Keterlibatan masyarakat juga diperlukan dalam mengawasi pelaksanaan UN, serta sanksi tegas harus diberlakukan bagi pihak yang terlibat dalam kecurangan.

Rekomendasi untuk Kementerian Pendidikan

Agar pelaksanaan UN 2026 berjalan lebih baik, Kementerian Pendidikan perlu:

  • Mengembangkan sistem pengawasan yang efektif dan transparan.

  • Meningkatkan pendidikan karakter untuk menanamkan nilai kejujuran pada siswa.

  • Mengatur sanksi tegas bagi pelaku kecurangan sebagai efek jera.

  • Meningkatkan kerja sama dengan pihak sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan UN.

  • Melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala untuk memastikan keabsahan dan keefektifan sistem UN.

Pertimbangan Kritis

Dalam merancang dan melaksanakan UN, beberapa pertimbangan kritis harus diperhatikan:

  • Kesesuaian dengan tujuan pendidikan nasional: Apakah UN benar-benar mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan? (Tilaar, 2009)

  • Dampak pada kesehatan mental siswa: Apakah langkah-langkah telah diambil untuk memitigasi tekanan psikologis pada siswa? (Santrock, 2011)

  • Keterlibatan stakeholder: Apakah guru, siswa, dan orang tua dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait UN? (Fullan, 2007)

  • Evaluasi dan pemantauan: Apakah mekanisme evaluasi yang diterapkan mampu menjamin keefektifan dan keabsahan UN? (Mardapi, 2008)

Dengan mempertimbangkan potensi positif, tantangan, dan solusi yang ada, Ujian Nasional 2026 dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, selama pelaksanaannya dilakukan dengan transparansi, integritas, jujur, berpusat pada peserta didik dan dengan pendekatan yang inklusif.

Daftar Pustaka

  • Fullan, M. (2007). The New Meaning of Educational Change. New York: Teachers College Press.

  • Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

  • Santrock, J. W. (2011). Educational Psychology. New York: McGraw-Hill.

  • Tilaar, H. A. R. (2009). Mengindonesia: Sebuah Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun