Mohon tunggu...
DEASY IRAWATI
DEASY IRAWATI Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan UNESA

gemar mengikuti perkembangan terkini seputar pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Curriculum is Our Legacy for The Future

30 November 2022   17:55 Diperbarui: 10 Desember 2022   19:58 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Menurut bagan pengembangan kurikulum Tyler, kurikulum harus bersumber dari kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat yang bersifat pengetahuan yang bersifat fungsional, mampu diterapkan dalam kehidupan sehari hari, serta dapat juga diambil dari sumber pembelajaran. Kondisi krisis pasca pandemik ini mengharuskan kita menggunakan kurikulum yang mempunyai tujuan, society centered, kurikulum harus memposisikan perbaikan kehidupan masyarakat sebagai tujuan yang utama. Permasalahan di masyarakat serta solusinya merupakan ide pokok yang menjadi orientasi utama dari penyusunan tujuan kurikulum ini. Tujuan kurikulum bersifat tentative menyesuaikan kebutuhan masyarakat.

Kurikulum yang akan diterapkan nantinya akan mempunyai proses pembelajaran yang berorientasi pada lingkungan/masyarakat. Artinya pengalaman belajar yang diperoleh siswa berorientasi pada permasalahan yang akan diselesaikan dalam dunia nyata siswa. Pengalaman belajar ini harus sesuai dengan tujuan belajar siswa. Pengalaman belajar ini juga harus mampu memuaskan rasa ingin tahu siswa, serta melibatkan siswa secara langsung, dapat digaris bawahi juga bahwa pengalaman belajar siswa mungkin saja mampu mencakup beberapa tujuan pembelajaran.

Pada model pengembangan kurikulum Tyler, ada 3 kriteria dalam pengorganisasian pembelajaran. Harus adanya kesinambungan antara urutan, isi dan integrasi pada pengalaman belajar merupakan hal yang wajib. Kesinambungan antara pengalaman belajar yang diberikan menjadi sebuah keharusan agar pengalaman belajar tersebut menjadi sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Isi, erat hubungannya dengen kontinyuitas, kesinambungan, perbedaannya hanya pada kesulitan, kedalaman, serta keluasan. Artinya harap diperhatikan kepada siapa materi tersebut diajarkan. Perlunya teaching at the right level, agar siswa mampu menerima pembelajaran sesuaitingkat perkembangan usianya. Berikutnya terkait dengan integrasi, artinya seluruh pembelajaran terintegrasi secara fungsional dalam penyelesaian persoalan yang akan ditemui siswa di kesehariannya (Dr. R. Masykur, 2019) .

Pada bagan tersebut Tyler juga menampilkan evaluasi. Tyler menetapkan 7 (tujuh) Langkah untuk menentukan sejauh mana tujuan program/kegiatan pendidikan telah dicapai : kesatu, menetapkan tujuan umum. Kedua, menggolongkan tujuan. Ketiga, mendefinisikan tujuan dalam konteks istilah perilaku. Keempat, menentukan situasi dimana pencapaian tujuan dapat ditunjukkan. Kelima, mengembangkan tenik pengukuran. Keenam, mengumpulkan data kinerja. Ketujuh, membandingkan data kinerja dengan perilaku yang menggambarkan tujuan  (Dr. R. Masykur, 2019)

Mengamati dari model pengembangan Tyler dan penerapan yang menekankan pada sisi humanisme serta rekonstruksi sosial maka sudah tepat kurikulum merdeka diimplementasikan. Di kurikulum merdeka nampak teaching at the right levet, sudah ada penggolongan fase tiap level, fase A kelas 1 dan 2 SD, face B kelas 3 dan 4, face C kelas 5 dan 6. Face D pada kelas 7 , 8 dan 9 SMP, sedangkan fase E pada kelas 10 sedangkan fase F pada kelas 11 dan 12. Tujuan pembelajaran sudah disusun tiap fase. Diharapkan tujuan pembelajaran yang disusun akan memenuhi kebutuhan belajar pada tiap fase.

Khususnya pada siswa SMK, penggolongan mata pelajaran menjadi 2 yaitu mapel umum serta kejuruan. Ada mapel umum yang di kurikulum sebelumnya masuk ke mapel umum sekarang di Kurikulum merdeka masuk di mapel kejuruan, antaranya IPAS, Informatika Matematika serta Bahasa Inggris. Mata pelajaran yang sebelumnya terpisah seperti Fisika, Kimia serta Ilmu Sosial dijadikan satu. Kajiannya adalah agar siswa mampu mempelajarai secara langsung perubahan dalam masyarakat sosial saat terjadi perubahan pada alam, hal ini disebabkan karena fenomena alam selalu terkait pada peristiwa sosial, bisa juga terjadi saat fenomena sosial muncul maka diikuti juga fenomena alam.

Pembagian capaian pembelajaran dari level ke level menjadi acuan pengalaman belajar yang akan dialami oleh siswa. Keterkaitan antara capaian belajar ini menjadi bagian yang berkesinambungan dan tidak terpisahkan dalam pembelajaran. Ketuntasan pembelajaran tidak berdasarkan ketuntasan ketercapaian sebuah materi tetapi lebih diukur dari adanya perubahan kompetensi serta pengalaman yang diperoleh siswa tersebut dari capaian pembelajaran yang diajarkan. Guru diberikan kebebasan untuk menyusun mana subjek pembelajaran yang sekiranya perlu diajarkan terlebih dahulu berdasarkan berbagai macam pertimbangan sang guru. Bisa saja dari keterkaitan dengan pembelajaran sebelumnya, bisa juga capaian pembelajaran tersebut merupakan prasyarat dari mata pelajaran berikutnya, atau bahkan guru bisa mempertimbangkan capaian pembelajaran tersebut terkait dengan mapel lainnya, baik mapel umum taupun mapel kejuruan.

Integrasi antar mapel serta kerjasama antar guru pun difasilitasi asalkan memang menyangkut kepentingan dari siswa. Misalnya pada mapel IPAS terkait dengan besaran dan satuan, bisa saja bekerja sama dengan mapel matematika, karena pada pelajaran IPAS harus menggunakan sudut sudut istimewa sedangkan matematika belum diajarkan. Pada kurikulum sebelumnya kerjasama seperti ini tidak difasilitasi, tetapi pada kurikulum merdeka hal ini merupakan suatu peluang yang terbuka, agar antar mapel bisa melakukan kerjasama yang baik. Nampak juga capaian pembelajaran kelistrikan yang bisa juga bekerja sama dengan jurusan teknologi computer dan jaringan terkait pembelajaran IoT, Internet of Thing dan banyak lagi yang bisa dieksplorasi terkait kemerdekaan guru menentukan kompetensi pencapaian pada tiap capaian pembelajaran.

Mapel kejuruan sudah mempertimbangkan pendidikan tingkat lanjut juga bagi anak SMK, misalnya pada mapel Bahasa Inggris. Sudah tersedia capaian pembelajaran khusus untuk anak dengan level B2CEFR. Pada level ini siswa disiapkan untuk life skill tingkat lanjut terkait kemampuan mereka menyimak, membaca serta menulis di keterampilan Bahasa Inggris. Tingkat Lanjut ini mengacu pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFRL) dan setara Level B2. English Level B2 adalah tingkat keempat Bahasa Inggris, yakni tingkat Upper Intermediate dalam Common European Framework of Reference (CEFR).

Pada kurikulum Merdeka juga sudah menyiapkan siswa sebagai tenaga ahli yang siap terjun di dunia nyata, hal ini tercermin dari capaian pembelajaran di fase E. Capaian pembelajaran untuk Akuntansi dan dasar dasar perkantoran sudah sesuai dengan KKNI serta SKKNI Indonesia. Capaian pembelajaran tersebut : Lingkup pembelajaran meliputi pengenalan jenis-jenis profesi akuntansi sehingga mampu membaca peluang kerja akuntansi lulusan SMK sebagai Level 2 KKNI Teknisi Akuntansi Junior serta meningkat menjadi Level 4 KKNI Teknisi Akuntansi Muda, dan mampu menerapkan etika profesi akuntansi untuk mendapatkan kepercayaan dari atasan maupun kepuasan pengguna, sehingga menginspirasi dalam terbangunnya renjana (passion), rencana pengembangan diri, dan kebanggaan terhadap profesi akuntansi, serta mampu membaca peluang pasar dan usaha, serta melaksanakan pembelajaran berbasis projek nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun