Mohon tunggu...
Idris Salis
Idris Salis Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Ketua Yayasan Muttabi'il Ulama

Sedang belajar menulis dan belajar menjadi guru ngaji di yayasan sendiri, memiliki rutinitas setiap malam selasa dan malam kamis, rutinan berupa bedah buku / kitab ar-ruh dan durratun nashihin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompromi Praktik Menerjemah dan Teori Pedagogi

9 Oktober 2024   19:33 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerapkali keadaan ini merupakan hal yang baik. Penerjemah profesional harus mampu memperlambat laju kerjanya untuk memeriksa dengan teliti sebuah kata, frasa, struktur sintaksis, atau asumsi budaya yang sulit, dengan kesadaran analitis penuh akan masalah tersebut dan kemungkinan solusinya. A

nalisis yang lambat juga merupakan sumber pengetahuan baru yang efektif. 

Tanpa adanya masalah yang memperlambat proses penerjemahan hingga berlangsung sedikit demi sedikit, penerjemah akan segera terjebak dalam situasi yang membosankan.

Dalam dunia profesional, pembelajaran yang lambat, cermat, dan analitis lebih merupakan suatu pengecualian daripada kaidah dan seharusnya begitu pula yang terjadi dalam dunia akademis pelatihan penerjemah. Inilah pemikiran yang mendasari tulisan atau artikel ini. 

Semua manusia belajar dengan lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, lebih alami, dan lebih gembira melalui saluran-saluran bawah sadar yang cepat dan holistik. 

Pembelajaran secara sadar dan analitis merupakan pengawasan yang bermanfaat terhadap saluran- saluran pembelajaran yang lebih efisien. Pembelajaran secara sadar dan analitis bukan atau jangan sampai menjadi satu-satunya saluran atau bahkan saluran utama untuk menyajikan materi.

Oleh karena itu, tulisan ini menengahi kedua kondisi pembelajaran yang sangat berbeda itu, yaitu pembelajaran bawah sadar atau tanpa disadari dan pembelajaran yang disengaja dan analitis. 

Pembelajaran bawah sadar merupakan cara belajar "alami" manusia di luar kelas. Pembelajaran yang disengaja dan analitis merupakan cara "buatan" ketika orang belajar secara tradisional di dalam kelas. Ketika metode pengajaran menanggalkan mode analitis tradisional, pembelajaran menjadi lebih cepat, lebih menyenangkan, dan lebih efektif. 

Ketika metode pengajaran mendekati batas tertinggi bawah sadar, kuantitas materi yang dipelajari mahasiswa dapat meningkat hingga sepuluh kali lipat kecepatan metode tradisional, sementara mahasiswa nyaris tidak menyadari bahwa mereka tengah mempelajari sesuatu. 

Kelihatannya mereka tidak belajar apa-apa, karena pembelajaran berlangsung secara bawah sadar, tetapi yang mengejutkan, mereka mampu mengerjakan tugas-tugas sulit dengan jauh lebih cepat, lebih percaya diri, dan lebih akurat daripada yang mungkin mereka ketahui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun