Perang Gallipoli, PD1
Happy Anzac Day
Perang Gallipoli adalah salah satu perang paling berdarah pada PD1, dimana Entente (Britania Raya dan Republik Prancis) melakukan invasi skala besar ke Kesultanan Islam Ottoman. Pendaratan pasukan Entete (Inggris, Prancis, Australia, New Zealand dengan elemen pasukan India) dari Mediterranean Expeditionary Force (MEF) dipimpin oleh Jenderal Hamilton dimulai 25 April 1915 gagal menembus pertahanan Army Kelima Ottoman yang dipimpin oleh Field Marshal Liman von Sanders, selama 8 bulan pertempuran berdarah. Ratusan ribu tentara gugur dari kedua belah pihak.
Pasukan MEF Entente mendarat di tiga lokasi:
- Cape Helles
- Anzac Cove
- Suvla Bay
Ketiganya berada di wilayah pertahanan Korps III Ottoman yang dipimpin oleh Esat Pasha, membawahi Divisi 7, 9, 12, dan 19. Dengan divisi cadangan dari Korps IV.
Sebagai perbandingan, pada perang kemerdekaan, seluruh Indonesia dikuasai Inggris
Pendaratan tanggal 25 April dilakukan di Cape Helas dan Anzac Cove. Pendaratan tidak terjadi mendadak karena sejak Maret niat MEF sudah nyata. Field Marshal Sanders memiliki 4 minggu untuk mempersiapkan pertahanan. Pasukan Ottoman di reformasi selama 12 tahun oleh Jerman, dipimpin Baron von Goltz sebagai penasehat Sultan. Hampir seluruh alutsista Ottoman dibeli dari Jerman, sehingga pasukan Ottoman di Gallipoli cukup moderen.
Sekalipun demikian kali ini Ottoman berhadapan dengan MEF Inggris yang persenjataannya jauh lebih lengkap, serta didukung supremasi laut, dimana naval gun Inggris dan Prancis dapat menjangkau jauh ke daratan. Keunggulan alutsista utama Inggris adalah jumlah artileri dan senjata mesin yang di zaman itu merupakan senjata state-of-the-art.