[caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="KRI Makassar (wikimedia.org)"]
Semangat kemandirian pengadaan alutsista juga tercermin dalam pengadaan kapal perang trimaran berbasis karbon-fiber yang gagal karena terbakar. Walaupun gagal, namun semangat tersebut harus sangat dihargai. Bukan berarti pengadaan kapal perang berbasis karbon-fiber perlu dilanjutkan, karena sudah terbukti kurang sesuai dengan iklim tropis yang panas dan lembab. Semangat yang harus dipertahankan adalah semangat pengusaha Indonesia untuk berkolaborasi dengan pengusaha negara asing mendirikan pusat produksi militer di Indonesia, dan disambut dengan semangat kemandirian alutsista oleh TNI melalui order besar berkesinambungan.
Masih banyak aspek administrasi akuisisi pertahanan TNI yang harus diperbaiki. Utamanya adalah perencanaan akuisisi yang lebih baik. Lebih baik disini adalah lebih terpadu, terencana, mandiri, dan berfokus pada peningkatan kemampuan tempur.
Arti "lebih terpadu", bukan terkoordinasi antar angkatan, melainkan berdasarkan satu strategi untuk mencapai kekuatan militer gabungan yang solid.
Arti "terencana" bukan sekedar hasil dari penawaran asing, melain kan hasil dari proses pencarian, analisa, dengan persiapan yang memadai.
Arti "mandiri" adalah seluruh sistem dapat dikelola aspek-aspeknya oleh entitas dalam negeri, dengan memprioritaskan pengadaan jumlah besar berkesinambungan untuk alutsista yang dapat diproduksi di dalam negeri. Hal ini sudah dipraktekkan dengan lebih baik oleh TNI AL dibanding AD dan AU.
Arti "berfokus pada peningkatan kemampuan tempur" adalah bahwa akuisisi pertahanan tidak ditujukan untuk parade pencitraan, tontonan, lomba, atau fungsi sirkus, melainkan pada peningkatan kemampuan melakukan pertempuran dalam perang moderen.
Salah satu akrobat akuisisi untuk mempertahankan kemampuan tempur yang dilakukan oleh TNI AL adalah memperpanjang masa operasional frigat Van Speijk dan melakukan moderenisasi persenjataan secara terbatas. Akrobat ini terbukti ampuh mempertahankan kekuatan tempur TNI AL yang dirundung keterbatasan anggaran. Ke-6 frigat Van Speijk (kelas Ahmad Yani) dipasangi mesin-mesin baru yang tidak seboros mesin lama, serta persenjataan baru. 1 frigat dipasangi rudal supersonik anti kapal Yakhont yang tercanggih di Asia Tenggara saat ini, dan telah dilakukan uji coba penembakan. Sementara frigat lain harus cukup puas dengan rudal anti kapal C-802 buatan China yang lebih kurang handal namun cukup memadai untuk saat ini.
Akrobat lain adalah membeli 3 korvet kelas F2000 pesanan Brunei yang batal dibeli. Sehingga dapat diperoleh harga yang lebih murah.
Dengan peremajaan ini TNI AL mempertahankan kekuatan tempur-nya sebagai yang terkuat di Asia Tenggara. Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa disaat AD dan AU gagal mempertahankan dominasi kekuatan tempur TNI di Asia Tenggara.
Kategorisasi Kapal Tempur Permukaan (Surface Combattan)
Kehadiran teknologi peluru kendali yang handal mengakhiri era kapal-kapal perang klasik ber-meriam besar. Battleship tidak lagi dioperasikan. Kapal jelajah (cruiser), perusak (destroyer), dan frigat klasik juga digantikan oleh versi moderen berpeluru kendali, tanpa meriam besar. Otomatis bobot-nya pun semakin kecil.