Perencana operasi TNI terlalu memandang remeh operasi jarak jauh, hanya mengirim pasukan dengan 2 frigat Van Speijk. Frigat Van Speijk bukan merupakan kapal angkut pasukan dan senjata, sehingga yang ikut serta sangat terbatas.
Pada keputusan awal LPD Banjarmasin belum diberangkatkan. Hal ini merupakan kesalahan  yang berujung pada kegagalan operasi.
Keputusan menggunakan pasukan komando dari berbagai unit adalah suatu hal yang sangat beresiko. Hal ini bisa disebabkan karena dinilai kepakaran yang dibutuhkan tersebar pada beberapa unit (yang merupakan kesalahan TNI dalam perencanaan dan disain pasukan komando), bisa juga disebabkan oleh unsur pencitraan TNI, dimana operasi milter dipandang sebagai ajang bagi-bagi kue, khususnya antara 3 gerombolan bersenjata AD, AU, dan AL. Kedua hal ini sangat tidak profesional, dan seharusnya diusut lebih jauh, dievaluasi lebih jauh dan dicari jalan keluarnya. Doktrin Trimatra jelas merupakan kelemahan yang memecah belah TNI.
EV-3. Tidak tersedia alutsista proyeksi jarak jauh
Teluk Aden berada sekitar 6500 km dari Indonesia. TNI tidak memiliki kemampuan proyeksi komando jarak jauh, yaitu kapabilitas transportasi strategis, baik pesawat, heli, atau kapal laut.
Kapal perang laut biru yang mampu berlayar cepat di laut bebas hanyalah frigat Van Speijk peninggalan Belanda yang kecepatannya dibawah 20 knots (mungkin sekitar 15 - 16 knots). Kecepatan yang lambat ini karena Van Speijk sudah diganti mesin-uap-tua-nya dengan mesin disel yang powernya lebih kecil. Perlu dicatat bahwa kecepatan maksimal kapal berbeda dengan kecepatan jelajah (sustained). Kecepatan jelajah (sustained) lebih rendah daripada kecepatan maksimal yang hanya bisa dicapai pada jarak pendek dengan mengorbankan sejumlah besar bahan bakar.
Disamping itu Van Speijk memiliki jangkauan operasional hanya 4000 km, sehingga harus mampir dulu di Colombo, Sri Lanka, kemudian harus berlabuh di Salalah, Oman. Akibatnya perlu 2 minggu untuk tiba di Teluk Oman.
LPD yang tercepat pun kecepatan jelajah-nya hanya sekitar 14 knots. Dengan kapabilitas self-replenish (tidak perlu berlabuh) tetap butuh 1 minggu untuk mencapai Teluk Aden.
EV-4. Rencana Operasi Awal TNI tidak memadai
Operasi yang direncanakan, mencegat dan mengejar MV Sinar Kudus dengan RHIB tentu saja merupakan operasi bunuh diri. Para sandera akan dibantai oleh pembajak jauh sebelum RHIB tiba di MV Sinar Kudus.
Hanya 1 heli Bo-105 yang ikut serta. Heli Bo-105 adalah heli serang yang kemampuan angkut pasukan-nya rendah. Hanya sekitar 4 pasukan komando bisa di kerahkan dengan Bo-105. Juga heli ini tidak memiliki kapabilitas peredam suara yang dibutuhkan untuk mendekati kapal tanpa terdeteksi.
A.3. Laporan Intelijen dan Kekurangan Pasukan
Tiba di Somalia tanggal 5/4 dan berlabuh di Salalah Oman tanggal 6/4, satgas melakukan pengumpulan data intelijen.