Berulang kali kita mendengar istilah "Don't judge book by its cover".
Kita kebanyakan gagal dalam mempraktekkannya.
Seperti dalam kasus: http://plus.kapanlagi.com/dituding-pasang-wajah-angkuh-anak-jokowi-banjir-hujatan-9e714a.html
Selama ini Anda mungkin mendengar istilah tsb,
tetapi tidak tahu dasar ilmiah nya.
Berdasarkan riset Paul Ekman Phd,
1. Ekspresi Wajah TIDAK BISA menunjukkan karakter,termasuk angkuh. Ekspresi Wajah (Face Expression) ini adalah sebuah penelitian psikologi yang dilakukan oleh Paul Ekman PhD, seorang tokoh dunia Psikologi yang sangat berpengaruh. Bahkan, keahlian Face Expression atau Micro Expression ini telah dipergunakan dalam berbagai bidang oleh berbagai profesi, termasuk penegak hukum hingga Agen Rahasia.
2. Angkuh bukan Emosi.
- Angkuh adalah sombong bisa sebuah karakter atau bisa juga sebuah persepsi saja. Tanpa bukti analisa karakter, Anda tidak bisa menilai seseorang.
- Emosi manusia hanya 7 yang ekspresi-nya bersifat universal antara lain: Surprise, Fear, Anger, Happy, Sad, Disgust (Jijik) dan Contempt (Merasa superior). Artinya, ekspresi Anda ketika Jijik terhadap sesuatu akan sama dengan ekspresi suku Anak Dalam / suku Kubu di pedalaman, ataupun akan sama dengan seorang pemilik Facebook, Mark Zuckerberg. Ekspresi Anda ketika marah juga sama dengan ekspresi seorang anak remaja. Pengertian "sama" di sini artinya adalah dalam range ekspresi tersebut sesuai Facial Action Coding System (FACS).
Anggap saja "Angkuh" yang Anda maksudkan adalah Contempt (merasa superior) yang sekilas seperti senyum. Salah satu ekspresi Contempt di dalam FACS Code adalah AU 14 (Dimpler) atau gabungan dari beberapa AU, termasuk AU 12 (Lip Corner Puller).