Banyak kebijakan dan kemauan presiden dinilai oleh publik justru tidak didukung oleh wapres, terutama dalam urusan proyek-proyek pemerintah. Wapres dianggap ikut "main proyek" melalui kerabat dan orang-orang dekatnya dengan memanfaatkan posisi wapres yang hanya bisa diintervensi oleh presiden.Â
Dengan ditunjuknya Komjen Buwas menjadi kapolri, maka hal ini dianggap akan sangat membantu Presiden Jokowi untuk mengurangi keinginan berbagai pihak yang memiliki kedekatan dengan wapres yang hendak memanfaatkan posisi wapres guna memperoleh keuntungan besar dari proyek-proyek pemerintah.Â
Nama Buwas dinilai lumayan "menakutkan" bagi siapapun yang mencoba mendapatkan keuntungan dari proyek-proyek pemerintah dengan cara-cara yang tidak benar, sekalipun mereka adalah kerabat atau memiliki kedekatan dengan orang penting di republik ini.
Komjen Buwas sudah membuktikannya, bahkan sebelumnya diprediksi akan banyak kasus  besar yang akan diungkap oleh Bareskrim andai Komjen Buwas tidak bertukar tempat dengan Komjen Anang Iskandar.
Namun cerita menjadi lain, karena sepertinya dan juga tanpa diperhitungkan sebelumnya, gebrakan Komjen Buwas ternyata juga sangat diperlukan di BNN guna memetakan secara utuh metode yang komprehensif  serta langkah yang tepat  guna meredam peredaran dan penggunaan narkoba yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Pihak yang dulunya tidak mendukung Buwas dipindahkan ke BNN kini ikut berbalik mendukung beliau, bahkan sepertinya sangat menyetujui jika Komjen Buwas diberi otoritas yang lebih besar dan jabatan yang lebih tinggi dengan menjadi kapolri.
Akankah Presiden memutuskan memilih menuruti permintaan PDIP, atau beliau tetap menuruti kata hatinya?
Kita akan segera tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H