Mohon tunggu...
SDIK Mutiara Anak Sholeh
SDIK Mutiara Anak Sholeh Mohon Tunggu... Guru - Terbentuknya generasi yang Sholeh, Kreatif,dan Berprestasi

Penulis Cilik Mutiara Anak Sholeh (Pencil Mas) merupakan salah satu wadah bagi para penulis di SDI Kreatif Mutiara Anak Sholeh Pekarungan, Sukodono, Sidoarjo. Dengan Visi: Sholeh, Kreatif dan Berprestasi, sekolah Islam kreatif ini senantiasa melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan dan mengembangkan skill para siswa. Berbekal skill yang matang, rasa percaya diri siswa akan tumbuh dan enjoy dalam menerima materi pelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Indo Landa

31 Oktober 2016   14:57 Diperbarui: 31 Oktober 2016   15:27 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari sudah senja. Pedagang Belanda itu membawa daganganya pulang. Sebelum itu pedagang belanda menghampiri sang kakek dan membeli 1 kg suwiran ayam. Di rumah, pedagang Belanda itu menghitung keuntungannya dan membuat roti suwir ayam yang sangat enak itu. Hari sudah mulai pagi. Di pasar, pedagang Belanda itu membuka daganganya dan menata rapi danganganya.

Orang yang kemarin membeli roti itu datang lagi. Sekarang sudah tidak bisa dipanggil orang. Lebih cocok kalau dipanggil pelanggan. “Pak, seperti biasanya ya, roti satu.” Kata pelanggan itu. ”Rp 210,00.” Kata pedagang Belanda. Setelah orang itu membayar, segerombolan orang datang dan berkata, pak rotinya satu.

Akhirnya pedagang Belanda itu menyelesaikan segerombolan orang itu. ternyata pelanggan tadi adalah pengritik makanan dan pelanggan tadi itulah yang memberi tahu tentang roti pedagang Belanda itu.

Setelah  uang itu dirasa cukup, pedagang Belanda itu mulai berpamitan dan meminta maaf pada orang yang dikenalnya. Tidak lupa juga kepada kakek itu. Sebagai tanda terimakasih, pedagang Belanda itu membeli 1 kg suwir ayam untuk oleh-oleh. Pedagang Belanda membayar uang Rp 150,00 dan sebuah roti buatannya sendiri. Setelah pedagang Belanda itu kembali ke negaranya. Indonesia dan Belanda menjadi rekan dagang, dan tidak ada masalah antara mereka hingga saat ini.

Sumber : Pencilmas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun