Hari sudah senja. Pedagang Belanda itu membawa daganganya pulang. Sebelum itu pedagang belanda menghampiri sang kakek dan membeli 1 kg suwiran ayam. Di rumah, pedagang Belanda itu menghitung keuntungannya dan membuat roti suwir ayam yang sangat enak itu. Hari sudah mulai pagi. Di pasar, pedagang Belanda itu membuka daganganya dan menata rapi danganganya.
Orang yang kemarin membeli roti itu datang lagi. Sekarang sudah tidak bisa dipanggil orang. Lebih cocok kalau dipanggil pelanggan. “Pak, seperti biasanya ya, roti satu.” Kata pelanggan itu. ”Rp 210,00.” Kata pedagang Belanda. Setelah orang itu membayar, segerombolan orang datang dan berkata, pak rotinya satu.
Akhirnya pedagang Belanda itu menyelesaikan segerombolan orang itu. ternyata pelanggan tadi adalah pengritik makanan dan pelanggan tadi itulah yang memberi tahu tentang roti pedagang Belanda itu.
Setelah uang itu dirasa cukup, pedagang Belanda itu mulai berpamitan dan meminta maaf pada orang yang dikenalnya. Tidak lupa juga kepada kakek itu. Sebagai tanda terimakasih, pedagang Belanda itu membeli 1 kg suwir ayam untuk oleh-oleh. Pedagang Belanda membayar uang Rp 150,00 dan sebuah roti buatannya sendiri. Setelah pedagang Belanda itu kembali ke negaranya. Indonesia dan Belanda menjadi rekan dagang, dan tidak ada masalah antara mereka hingga saat ini.
Sumber : Pencilmas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H