Mohon tunggu...
Sindyke Permata
Sindyke Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Life is beutiful if you could enjoyed it!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Langkah - Langkah Rindu di Kota Pelajar : Cerita dari Yogyakarta yang Menemukan Hati

2 Januari 2025   09:05 Diperbarui: 1 Januari 2025   21:12 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puas bercerita di Taman Siswa, lalu mereka mengajak saya beranjak sedikit. Kami berjalan kurang lebih 500 meter ke sebuah tempat yang banyak sekali penjual makanannya. Saya lupa namanya, tapi yang jelas ada beratus macam jenis makanan yang saya dapati disana. Rasanya semua makanan ingin saya coba, namun sayangnya perut ini memberikan sinyal untuk istirahat dulu hahah. 

Herannya, dari beribu macam jenis makanan, saya hanya mengantri untuk seporsi ‘dimsum’. Terdengar biasa saja, tapi bagi saya dimsum adalah makanan yang bisa saya temui dimana saja, bahkan menjadi makanan favorit saya di kampus. Entahlah, baunya yang khas membuat hati ini memilih untuk membeli dimsum saja.

Harganya pun masih tergolong murah, untuk satu porsi dimsum berisi 4 buah. Saya hanya perlu membayar Rp 15.000 saja. Sangat worth it bukan untuk kantong mahasiswa?

Sayangnya karena asyik bercerita dengan teman teman, saya tak banyak mengabadikan foto disana. Hanya sebuah foto yang saya gunakan untuk PAP (Post a Picture) ke teman saya yang sempat saya abadikan. 

Tak terasa waktu sudah menunjukkan larut, waktunya untuk kembali pulang. Saya diantar kembali oleh teman saya. Di perjalanan pulang, saya menikmati indahnya kota Jogja. Bahkan di malam minggu pun, pengendara di lampu merah Jogja begitu tertib, saya tak mendapati orang orang yang menerobos lampu merah. Hal ini membuat saya takjub. 

Candi Prambanan

Keesokkan harinya, saya memutuskan untuk pergi ke Candi Prambanan. Perjalanan saya dari rumah menuju Candi Prambanan hanya sekitar 30 menit menggunakan ojek online.

Sesampainya di pintu gerbang Candi Prambanan, saya kebingungan untuk menemukan jalan masuk bagi pejalan kaki. Lantaran, saya meminta mas ojek online nya untuk memberhentikan saja saya di depan pintu gerbang. Saya ingin menikmati perjalanan saya sendiri dengan berjalan kaki. 

Sebagai seorang pelancong, saya hanya bisa mengandalkan peta online dan sesekali bertanya jika tersesat. Namun sayangnya di tempat saya diturunkan oleh Mas ojek, saya tidak melihat ada seseorang yang bisa saya tanyai. Sehingga saya berjalan saja mengikuti kemana kaki ini melangkah.

Setelah 5 menit berjalan, akhirnya saya menemukan loket untuk masuk ke Candi. saya membeli tiket masuk dengan harga Rp 50.000 per satu tiket untuk orang dewasa. Dengan harga yang cukup mahal, saya jadi punya ekspektasi tinggi pada wisata terhadap apa yang ditawarkan pada pengunjung dari Candi Prambanan ini. 

Saya pun memasuki pintu masuknya, dari kejauhan saya sudah bisa melihat indahnya bangunan Candi Prambanan. Sebelum memutuskan untuk mendekati, saya mau mengabadikan momen dengan membuat video perjalanan solo saya kali ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun