"Ketek ketek ketek", suara ketek mulai bergerak, suasana di atas ketek begitu sejuk karena angin yang melintas begitu deras.Â
Ketek saya mulai bergoyang terbawa ombak, sebagai orang yang pertama kali menaiki ketek tentu ada rasa takut sedikit.Â
Saya takut kalau saya akan jatuh ke sungai musi hahaha, padahal itu adalah salah satu adrenalinnya ketika menggunakan ketek.Â
Setelah beberapa menit, saya mulai menikmati perjalanan saya menggunakan ketek. Saya melihat pemandangan kiri dan kanan, terdapat pasar 16 ilir yang menjadi salah satu pusat perbelanjaan terbesar bagi masyarakat Palembang dan sekitarnya.Â
Saya lalu bertutur dalam hati "ohh indahhnya Kota Palembang, kemana saja aku selama ini" terlihat sedikit dramatis, tapi memang saya baru menyadari bahwa kota kelahiran saya ini begitu indah.Â
Kampung Arab
Tidak lama kemudian, saya sampai di dermaga Kampung Arab. Saya pun turun dan mulai memasuki kampung Arab. Nama tempat ini adalah Kampung Al-Munawar namun orang-orang setempat sering menyebutnya Kampung Arab. Dinamakan Kampung Arab karena tempat ini disinggahi oleh mayoritas keturunan masyarakat Arab.Â
Rumah rumah di Kampung Arab terlihat masih seperti rumah panggung jaman dulu yang terbuat dari kayu.Â
Suasananya begitu tenang, saya tidak mendengar kebisingan kota di sana, hanya suara ketek dan suara anak-anak yang sedang bermain yang menyambut saya.Â
Rumah-rumah di Kampung Al-Munawar ini kebanyakan berwarna biru dan putih. Selain itu warga setempat juga banyak yang menggunakan pakaian kokoh dan turban. Jadi saya serasa benar benar berada di Arab, hahaha.Â