Mohon tunggu...
Zulkarnain Nggiu
Zulkarnain Nggiu Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

(Son of Effendi Nggiu with Sa'dia Martanom) "Tapi tak semua orang Jalannya itu Jalani sendiri Jalan ninjamu Lagipula hidup Sebebas itu Jadilah apapun Yang kamu rindu"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rokokku dan Pria Muda Idealisme di Gang Kota

24 Juni 2024   03:52 Diperbarui: 24 Juni 2024   05:12 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perokok (Shutterstock)

Ilustrasi perokok (Shutterstock)
Ilustrasi perokok (Shutterstock)

"Sistem mana pun akan selalu ada, dan kita akan selalu bekerja di dalamnya. Tergantung pada bagaimana kita menanggapinya. Apakah kita akan menjadi bijaksana atau hanya menjadi idealis yang malas."

Dia marah, "Aku tidak akan mendengarkan penjelasan konyolmu. Lebih baik melawan daripada hidup dalam kemunafikan." Dengan itu, dia beranjak pergi, meninggalkan saya sendirian.

Ketika dia melangkah pergi, saya berteriak, "Logika tanpa logistik = anarkis!"

Dia menoleh ke belakang, mengangkat jari tengah, dan meneriakkan kata kasar sebelum benar-benar pergi.

Membiarkan kata-kata dan pandangan kami berdua melayang di udara. Saya merenung tentang betapa berbedanya pandangan hidup kami, tentang idealisme dan realitas yang dihadapi setiap hari.

Beberapa hari kemudian, saya kembali ke tempat yang sama, berharap melihat pria muda itu lagi. Namun, ia tidak ada di sana. Saya merasa ada kekosongan di antara gang-gang yang sepi itu, tempat di mana percakapan kami terjadi.

Saya menyadari bahwa walaupun kami memiliki pendapat yang berbeda, pertukaran itu telah membawa saya untuk lebih mempertanyakan dan memahami posisi saya sendiri. Keberanian dan keyakinannya menginspirasi saya untuk lebih kritis terhadap hal-hal di sekitar saya, sambil tetap menjaga keseimbangan antara idealisme dan realitas.

Percakapan itu tidak hanya sekadar pertemuan singkat di jalanan ibu kota. Ia memperluas pandangan saya tentang berbagai sudut pandang dan membantu saya untuk lebih berempati terhadap perspektif orang lain. Meskipun kami tidak setuju pada banyak hal, saya menyadari bahwa ada nilai dalam mendengarkan dan mencoba memahami sudut pandang orang lain.

Saya berharap, di suatu tempat, pria muda itu juga mendapat pemikiran dan refleksi yang sama seperti yang saya alami. Mungkin suatu hari nanti, jalanan ibu kota akan menyatukan kembali pandangan-pandangan kami yang berbeda untuk berbagi ide dan pemahaman yang lebih dalam.

Dengan itu, saya melangkah pergi, membawa pengalaman ini sebagai bagian dari perjalanan saya menuju pemahaman yang lebih luas tentang hidup dan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun