1. Menjaga Keseimbangan Iklim di Bumi
Ekosistem laut terdiri dari berbagai jenis biota laut serta fitoplankton yang memiliki jumlah yang tidak sedikit.
Menurut Nontji (2008) dalam Latuconsina (2010), kemampuan fitoplankton laut untuk menyerap CO2 dari atmosfer tidak kalah besarnya dengan kemampuan seluruh tumbuhan yang ada di daratan dalam menyerap CO2, karena fitoplankton laut dapat menyerap sekitar 40-50 miliar ton karbon per tahun dan memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan panas bumi melalui pengontrolan perluasan dan ketebalan awan yang melewati lautan sehingga dikenal sebagai pengatur dan pengendali iklim global.
2. Sebagai Sumber Pangan dan Perikanan Terbesar
Potensi perikanan di laut Indonesia sebanyak 12,54 juta ton per tahun, memiliki 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 biota terumbu karang. Tercatat pada tahun 2007 posisi produksi perikanan budidaya Indonesia di dunia berada pada urutan ke-4 dengan kenaikan rata-rata produksi per tahun sejak 2003 mencapai 8,79% (Putra, 2011).
Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan tangkap dan ikan budidaya. Jenis ikan tangkap yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia antara lain seperti ikan tongkol, tuna, cakalang, kakap merah, kerapu, tenggiri dan sebagainya.
Selain yang telah disebutkan, masih banyak jenis ikan lainnya seperti udang, cucut botol, cumi-cumi, lamuru, layang, layur, lobster, tembang, bandeng, kepiting, kerapu, rajungan, udang rebon, rumput laut, sidat, dan udang windu. Jenis ikan tersebut ada yang ditangkap dan ada pula yang sudah dibudidayakan.Â
3. Penyerap Karbon Dioksida
Menurut Dahuri (2003) dalam Latuconsina (2010), fitoplankton juga berfungsi sebagai biological carbon pump yang mampu menyerap CO2 dari atmosfer dan pada kolom perairan karena laut dalam akan melakukan resirkulasi CO2 ke permukaan laut yang kemudian dapat melepaskannya ke atmosfer.
Seperti yang kita lihat sekarang, perairan di Indonesia bukan hanya terjadi konflik kerusakan alam akibat sampah bertebaran di perairan laut Indonesia melainkan juga terjadinya konflik pada sebagian oknum yang merusak alam dengan menjadikan kehidupan perairan laut di Indonesia sebagai objek untuk mencari keuntungan individu yang merugikan banyak pihak, salah satunya seperti kasus yang kita bahas dalam artikel ini.
Bagi kita yang tidak turun langsung melihat segala hal yang terjadi di perairan laut Indonesia, langkah yang kita lakukan adalah menjaga perairan laut dengan tidak melanggar peraturan yang telah ditentukan. Tak lupa juga, kita juga harus memberikan apresiasi yang lebih segala operasi oleh TNI AL yang telah mengorbankan segala hal untuk kestabilan ekosistem perairan laut di Indonesia.