Mohon tunggu...
Zulkarnain Nggiu
Zulkarnain Nggiu Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

(Son of Effendi Nggiu with Sa'dia Martanom) "Tapi tak semua orang Jalannya itu Jalani sendiri Jalan ninjamu Lagipula hidup Sebebas itu Jadilah apapun Yang kamu rindu"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Ekosistem Laut Terjaga Tanpa TNI AL?

16 November 2023   15:31 Diperbarui: 16 November 2023   15:32 8405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : tni.mil.id

Benih lobster merupakan komoditi dengan risiko tingkat kematian yang tinggi. Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Joko Santoso menjelaskan, "Mengingat hal itu, setelah dilakukan pencacahan dan mengatur administrasi, petugas segera melakukan persiapan untuk pelepasliaran ke laut."

Dengan adanya operasi TNI Angkatan Laut l ini, tentunya sangat berpengaruh untuk menjaga kestabilan perairan laut di indonesia.

Langkah dari TNI Angkatan Laut adalah salah satu usaha untuk mempertahankan ekosistem perairan laut khususnya ekosistem lobster karena kehidupan atau ekosistem perairan laut di indonesia terancam akibat ekspor benih lobster.

Sebuah studi oleh Universitas Hasanuddin Makassar menyimpulkan bahwa ekspor lobster bertentangan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's) nomor 14 tentang kelestarian kehidupan bawah air.

sumber gambar : images.forestdigest.com
sumber gambar : images.forestdigest.com

Para peneliti yang menerbitkan studi mereka dalam simposium Internasional Kelautan dan Perikanan Ketiga pada September 2020 itu menulis bahwa kehidupan laut Indonesia terancam akibat ekspor benih lobster. Mereka menyandarkan pada data wilayah pengelolaan laut Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menyebut bahwa tujuh dari sebelas wilayah perikanan sudah melewati batas eksploitasi lobster, sisanya melebihi kapasitas.

Tak ada satu pun wilayah laut yang eksploitasinya masih moderat. Indeks eksploitasi wilayah perairan Indonesia antara 0,54-1,73, sementara wilayah yang masih bisa dimanfaatkan jika indeksnya di bawah 0,5.

Dengan alasan ini pula, pada 2015 ekspor benih lobster, kepiting, dan rajungan dibatasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan saat itu, Susi Pudjiastuti. Sejak saat itu, hanya lobster ukuran tertentu yang boleh dijual hingga ekspor.

Menurut Susi, penjualan benih lobster tak hanya merusak laut juga merugikan nelayan. Para eksportir membeli benih lobster sangat murah lalu menjualnya ke Vietnam dengan sangat mahal.

Kerusakan ekosistem perairan laut di Indonesia akan terjadi terus menerus ketika tidak ditindak lanjuti. Ketika mengambil keuntungan hanya untuk kepentingan ekonomi tanpa harus memikirkan pihak lain, maka yang akan terjadi hanyalah kerusakan yang abadi.

Dengan kita menjaga ekosistem perairan laut dapat memberikan kehidupan bagi banyak pihak. Berikut beberapa dampak ketika kita menjaga ekosistem laut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun