Mohon tunggu...
Zulkarnain Nggiu
Zulkarnain Nggiu Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

(Son of Effendi Nggiu with Sa'dia Martanom) "Tapi tak semua orang Jalannya itu Jalani sendiri Jalan ninjamu Lagipula hidup Sebebas itu Jadilah apapun Yang kamu rindu"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jiwa Menurut Psikoanalisis Klasik

1 Februari 2023   01:34 Diperbarui: 1 Februari 2023   05:14 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JIWA MENURUT PSIKOANALISIS KLASIK

Oleh : Zulkarnain Nggiu 

Ketika kita berbicara perihal psikologi yang ada didalam benak orang awam pasti tidak di pungkiri dengan peramal, pembaca karakter orang,pembaca nasib orang. Gak kek gitu juga bambang!!! Bahkan ada yang tidak mengenal dengan apa itu psikologi.                                   

Ilmu psikologi hadir sejak abad 18. Dalam pembahasan psikologi kepribadian selalu menjadi satu topik bahasan yang penting. Psikologi hadir sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya, yang dapat dilakukan melalui pemahaman tentang kepribadian.

Jadi, psikologi tidak seperti yang orang-orang katakan seakan-akan ilmu dukun. Ketika kita memahami psikologi maka kita akan lebih meminimalisir cara kita bersosial dengan tidak seenaknya memandang kehidupan orang dengan sok tahu.

Ketika mempelajari psikologi kita tidak langsung dapat menjudge seseorang dari tingkah lakunya. Tidak ada tingkah laku yang terjadi begitu saja tanpa alasan; pasti ada faktor-faktor, sebab-musabab, pendorong, motivator, sasaran-tujuan, dan atau latar belakang.

Dalam pembahasan kali ini mari kita sharing sedikit aliran psikologi klasik yaitu psikoanalisis dari Sigmund Freud. Yah, mungkin kita bisa lebih paham sedikit tentang kemanusiaan dari pandangan psikologi.

Sturuktur Kepribadian

Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), pra sadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendeskripsi unsur cermati (awareness) dalam setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego dan super ego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama akan tetapi melengkapi.

Sadar (Consciuos)

Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk ke kesadaran. Disini kita bisa menarik kesimpulan ternyata kesadaran hanya sebagian kecil dari kehidupan yang kita jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun