Saat tanggul kritis, dan dana menipis, maka warga pun harus belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, muncullah ide untuk membuat tanggul darurat, dengan cara mengumpulkan karung bekas 25 kg, lalu di taruh di dalamnya tanah dan di ikat dengan tali.
Karung bekas ya di bakul karung, kenapa belinya di bakul karung, karena penjual karung bekas sudah menyediakan stok yang dibutuhkan pembeli, dan pembeli tinggal melihat ukuran dan pilihan sesuai dengan kondisi yang dipilih.Â
![Dok Kusairi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/17/img-20210117-wa0064-600444978ede487e96657132.jpg?t=o&v=770)
Kebutuhan karung bekas untuk tanggul harus disesuaikan dengan kedalaman, dan luasnya tanggul yang kritis, tentunya akan semakin banyak karung yang dibutuhkan, manakalah erosi tanah semakin meluas. Warga pastinya senang manakalah diberdayakan, semakin berdaya maka semakin loyalitas untuk kepedulian kepada masyarakat semakin baik.
Contoh yang dilakukan oleh RW.09 Kelurahan Pasarbatang Kecamatan Brebes menggalang warga untuk peduli, disinilah transparansi penerimaan donasi sangat penting untuk di publikasi jika ingin terjadi trust dan semua organisasi harus saling membantu.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI