Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tergiur Ekonomi Sejahtera, ABK pun Berani Melaut Walau Nyawa Taruhannya

9 Mei 2020   11:36 Diperbarui: 9 Mei 2020   11:44 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan Geger Lintang ( dok pertanianku.com)
Ikan Geger Lintang ( dok pertanianku.com)
Begitu pula dengan sebuah cerita dari seorang ustad, yang dulu pernah berlayar mencari ikan, tapi hanya di wilayah Indonesia saja, dengan alat tangkap cantrang saat itu, seorang pelaut atau ABK harus bisa berenang, dia dulu saat itu pandai berenang, jadi harus menyelam di tengah laut, agar jaring yang sudah dipasang ini mendapatkan ikan yang banyak, bahkan pernah terjadi ditinggal temannya satu kapal, di daerah makasar, namun nasib baik terjadi padanya, diselamatkan oleh ikan geger lintang (punggung berbintang), dan ikan ini sanggup di luat tropis hingga usia 70 tahun. Sehingga para nelayan jika menemukan ikan ini sangat diistimewakan, karena sudah banyak yang membunuh ikan geger lintang ini kemudian mengalami musibah beruntun di laut, oleh nelayan ikan ini dianggap sebagai dewa penolong.

Yang bisa dipetik dari tulisan di atas adalah, betapa beresikonya menjadi ABK apalagi ikut dengan kapal ikan yang besar dan mencari ikannya antar negara, maka sudah para ABK ini perlu skill yang tinggi, dan memahami perjanjian atau kontrak, termasuk memilih Perusahaan yang bonafide dan benar-benar menghargai nasib para ABK, mereka kaya dan perusahaan bisa beroperasi terus  juga karena kemampuan ABK, opsi ke dua adalah jangan jadi ABK dengan modal tenaga saja, karena itu lebih jauh beresiko dibandingkan mereka yang ABK tapi punya kemampuan ahli mesin, ahli nahkoda dan ragam keahlian yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun