Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelabelan PKH Lewat Pemilokan Saat Covid-19 Sangat Berdampak

4 Mei 2020   10:25 Diperbarui: 4 Mei 2020   10:27 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humas Dinsos Pamekasan Bidang PKH

Lalu bagaimana dengan adanya beberapa postingan di sosial media atau berita yang menunjukkan adanya rumah KPM PKH yang sudah terlihat mewah dan sejahtera namun masih belum mau lepas dari program ini? Kita harus tahu bahwa ini ada kaitannya dengan mental para KPM PKH ini. 

Ada yang dengan sadar mau segera keluar dari program ini namun tidak sedikit juga yang menolak untuk dikeluarkan. Terkadang para SDM PKH ini justru diancam keselamatan jiwanya jika sampai mengeluarkan KPM PKH ini dari PKH. 

Padahal jika SDM PKH diberikan kewenangan penuh dalam mencoret kepesertaan PKH yang didampinginya, saya yakin para SDM PKH ini pasti sudah mencoret banyak KPM PKH yang sudah sejahtera. 

Namun prosesnya tidak semudah itu. Dibutuhkan keterangan dari pemerintah desa maupun tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa kehidupan KPM PKH ini sudah sejahtera sehingga SDM PKH tidak akan dipersalahkan oleh KPM PKH tersebut jika nanti kepesertaannya belum terhapuskan dari PKH. 

Mereka harus turut andil mengedukasi karena bagaimanapun juga KPM PKH ini merupakan bagian dari masyarakat desa tersebut alhasil KPM PKH sejahtera mau mengundurkan diri dari kepesertaanya. Tidak bijaksana jika kemudian semuanya menyalahkan atau mengkambinghitamkan SDM PKH.

Kepada masyarakat umum yang mungkin juga sering meyalahkan SDM PKH, semoga dengan tulisan ini semakin terbuka wawasannya. Sebenarnya SDM PKH tidak minta dibela atau dikasihani dalam melakukan pekerjaannya, namun jika masyarakat umum bisa lebih mau memahami betapa sulitnya pekerjaan SDM PKH di lapangan, itu sudah sangat membantu mereka. 

Bedakan antara memberikan kritikan dengan menghujat ya.. Mengkritik adalah ikut memikirkan solusi dari masalah yang ada sementara menghujat itu hanya bisa menyalahkan tanpa mau memberikan solusi konkrit dalam penyelesaian masalah yang ada. Bijaklah dalam membuat postingan atau komentar di sosial media karena sejatinya kita punya keinginan yang sama yaitu supaya program ini jauh lebih baik lagi dan tepat sasaran.

Suara hati yang dalam dari beberapa pendamping PKH, layaknya untuk diapresiasi, karena mereka juga sudah berjasa di negeri ini, mereka telah mendampingi warganya, dan telah berbuat terbaik sesuai dengan regulasi yang ada diatasnya, jika regulasi diatasnya bagus, pasti hasil keluarannya juga akan bagus. 

Evaluasi dan hasil atas kinerja mereka juga dilakukan oleh tim independen dari akademik dan para peneliti yang menguasai teori dan implementasi, dan pastinya sebuah kebijakan pemerintah tidak bakalan bisa memuaskan semua orang, bahkan metode yang sama belum tentu berhasil ditempat yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun