Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masih BAB Sembarangan Bikin Citra Buruk Desanya

4 April 2019   06:53 Diperbarui: 4 April 2019   13:08 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini.

Dalam kehidupan bermasyarakat, terkadang masih ada warga yang BAB dan BAK sembarangan, wajar kemudian ada beberapa pendamping PKH di salah satu Kampung saya membuat syair lagu sebagai sindiran kepada warga yang masih buang hajatnya di pekarangan lalu ditutupi godong. 

Ayo ngising-ngising, nang kebun

Tutupi godong pring, ben garing. 

Maksud syair lagu di atas secara detail mengatakan mari beol di kebun, lalu ditutupi dengan daun bambu, supaya kering. Edukasi ini sebenarnya untuk edukasi saja, bahwa syair lagu ini sah, tapi kenapa ada warga yang masih BAB sembarangan di sungai, pekarangan, irigasi dan tempat-tempat sepi bisa saja sawah atau kebun. 

Fakta di pedesaan juga ada yang membuat toilet di rumah, namun sayangnya tidak membuat septitank sebagai pembuangan limbah atau kotoran manusia ke septi tank, mereka buat pipa pralon dan dialirkan ke sungai, hanya bedanya terhormat karena sudah punya kamar mandi dan WC duduk atau jongkok, namun masih saja hasil pembuangannya dialirkan ke sungai, kasihan sama makhluk lain seperti ikan atau biota laut yang lain. 

Di kampung nelayan juga masih ditemukan WC terapung, artinya ada tempat khusus diatas tambak atau diatas sungai didirikan model bilik terbuka yang teebuat dari seng bekas atau pring dan sekitarnya dikasih geribig, mereka sangat asyik sambil bawa rokok dan menikmatinya. 

Berbagai ragam cara warga dikampung nelayan dalam membuang kotorannya sesuai pilihannya, namun pada prinsipnya sudah ada perubahan perilaku dibandingkan era 80an hingga 90an. Era tahun 2000an ini ternyata sudah mulai menurun budaya buang air kecil dan besar sembarangan, apakah ini karena kontribusi sosialisasi dari petugas kesehatan dan relawan kesehatan atau karena masyarakatnya itu sendiri atau karena edukasi aspek pemicuan. 

Pentingnya Aspek Pemicuan
ODF akan berhasil salah satunya karena adanya komitmen kuat antara stakholders di masyarakat, mereka harus diberikan pengetahuan terkait aspek pemicuan melalui pertemuan di lapangan dan kemudian dilakukan contoh nyata, dengan cara coba lihatkan kepada warga, saat kotoran manusia baik air kencingnya maupun kotoran BABnya dimasukan ke dalam air dan tempat yang bisa dilihat peserta pemicuan, besar kemungkinan ada yang merasa jijik, kasihan kepada orang lain karena menularkan penyakit, jorok, dan kesan negatif lainnya, setelah mereka paham betul, dipastikan ada perubahan prilaku, sepertinya kalau hanya tutorial saja dan dikasihkan foto visual saja mereka masih belum terbuka dan merasa jijik atau jorok, dianggap itu hanya film atau video saja karena belum ada bukti akan bahayanya beol sembarangan.

Aspek penting lainnya adalah program jambanisasi berbasis masyarakat, ini maksudnya harus ada kemauan keras di desanya atau kelurahannya supaya tidak ada buangan air limbah atau kotoran manusia ke sungai, harus punya jamban dirumah dan septi tank. 

Jika dari keluarga miskin maka bisa dialokasikan dalam dana desa ada pos anggaran bantuan WC bagi keluarga miskin sebagai prioritas awal, dan mencari CSR yang peduli pada iau kesehatan warga. 

Sahabat, kalau di kampung anda ada komunitas warga yang hidup di luar negeri atau keluarga sukses dan mampu serta berlebihan maka sebaiknya gagas koin peduli umat.

Artinya mereka digagas untuk saling membantu sesama melalui program sosialnya dengan pola subsidi silang, dimana penerima program tetap membantu sebagian dananya dan komunitas koin peduli umat nanti sebagian dananya untuk menutupinya. Jika ini dilakukan secara masif dan berkelanjutan maka akan tercapai hasil yang diharapkan. 

Kesimpulannya
Semakin banyak warga yang tidak sadar tentang kesehatan lingkungan maka memperburuk citra desanya, dengan perilaku BAB dan BAK sembaranganmaka sulit rasanya menuju desa ODF. 

Namun dengan semangat warga dan komitmen desanya kuat untuk ODF melalui kerja nyata, kerja cerdas dan kerja keras maka akan membuahkan hasil, citra desa semakin baik, dan bisa menjadi pusat pembelajaran pada aspek pemicuan dan desa ODF pun bisa diraih dengan baik. Anda mau, ayo sukseskan desa atau kelurahan ODF, pastikan tidak ada warga yang buang hajatnya di sembarangan tempat, kucing pun bisa diajari untuk BAB di toilet, masa kita kalah sama kucing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun