Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rasa Jijik, Malu, Takut Sakit, Rasa Berdosa dan Tanggung Jawab, Dampak Pemicuan Stop BABS

27 Januari 2018   13:35 Diperbarui: 27 Januari 2018   13:46 4082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitasi Pemicuan Pemetaan/Doc Pur

Kali ini Inspirasi Penulis adalah ingin menceritakan sahabat penulis bagaiamana mereka berperan untuk merubah perilaku warga yang suka Buang Air Besar Sembarangan (BABs), kemudian mereka mau dan mampu untuk merubahnya. Tokoh seperti Pur dari sanitarian puskesmas jatibarang  inilah menginspirasi penulis untuk mau menggoreskan pena disiang hari sambil menikmati ayam penyet sambel ijo dengan minum teh anget manis kaligua. 

Ada 14 hari tim ini berpacu dalam semangat kerja, tanpa rasa lelah dan penuh keceriaan didalam memfasilitasinya. Begitu pula penerima sasaran yang sudah manula pun ikut terbawa arus metode pembelajaran yang digunakan. Kegiatan ini dinamakan Pemicuan Stop BABs di masyarakat. 

Tujuannya dari kegiatan "pemicuan" ini agar warga yang biasa membuang kotoran sembarangan merasaka jijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa berdosa dan rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan kebiasaan BAB di sembarang tempat. Dan untuk membantu proses pemicuan tersebut digunakan beberapa komponen PRA seperti pemetaan, transek, alur kontaminasi dan simulasi lainnya. 

Pada proses ini fasilitator menyampaikan salah satu usaha untuk mencapai salah satu pilar dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang terdiri dari lima pilar yaitu :

  1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
  2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
  3. Pengolahan Air Minum Rumah Tangga (PAM-RT)
  4. Pengelolaan Limbah Padat (sampah) di Rumah Tangga.
  5. Pengelolaan Limbah Cair  di Rumah Tangga.

Fasilitator menyusun jadwal sesuai dengan lokasi desa, pihak desa diharapkn nantinya mengundang warganya sesuai dengan kriterianya yakni tidak memilili jamban, masih mau buang air besar sembarangan dan harus mengikuti kegiatana ini dengan tepat dan sampai akhir.   

Fasilitator memulai dengan kegiatan pemetaan dilanjutkan dengan transek, alur kontaminasi, kemudian ke pemetaan lagi, atau memulainya dengan transek, kemudian ke pemetaan, transek lagi, dan seterusnya.

Jadwal Pemicuan Stop BABS Puskesmas Jatibarang/Doc Pur
Jadwal Pemicuan Stop BABS Puskesmas Jatibarang/Doc Pur
HAL -- HAL YANG HARUS DIPICU DAN ALAT PEMICU YANG DIGUNAKAN

(selain pemetaan wilayah BAB) DOKPRI
(selain pemetaan wilayah BAB) DOKPRI

Pemicuan Lewat FGD/Doc Pur
Pemicuan Lewat FGD/Doc Pur
LANGKAH -- LANGKAH FASILITASI DI MASYARAKAT

Tim fasilitator ingin melihat" kondisi sanitasi dari kampung ini. Tim bukan untuk memberikan penyuluhan apalagi memberikan bantuan. Tim hanya ingin melihat dan mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat, bagaimana masyarakat mendapat air bersih, bagaimana masyarakat melakukan kebiasaan buang air besar, dan lain-lain.

Untuk menghilangkan "jarak" antara fasilitator dan masyarakat sehingga proses fasilitasi berjalan lancar, di lakukan pencairan suasana. Pada saat itu temukan istilah setempat untuk "tinja" (misalnya tai, dll) dan BAB (ngising dll)

Fasilitator m3mulai proses pemicuan di masyarakat, yang diawali dengan analisa partisipatif yakni pembuatan peta desa/dusun/kampung yang akan menggambarkan wilayah BAB masyarakatnya.

Jika masyarakat sudah terpicu dan kelihatan ingin berubah, selanjutnya fasilitator memandu encana tindak lanjut oleh masyarakat. Semangati masyarakat bahwa mereka dapat100% terbebas dari kebiasaan BAB di sembarang tempat lalu kegiatan tersebut dimonitoring secara rutin. 

PEMETAAN

Warga dilihatkan Rasa Jijik, Rasa Tahu, dll/ Foto Pur
Warga dilihatkan Rasa Jijik, Rasa Tahu, dll/ Foto Pur
Pada proses pemetaan ini fasilitator melakukan : 

1. Ajak masyarakat untuk membuat outline desa / dusun / kampung, seperti batasdesa/dusun/kampung, jalan, sungai dan lain-lain.

2. Siapkan potongan-potongan kertas dan minta masyarakat untuk mengambilnya,menuliskan nama kepala keluarga masing-masing dan menempatkannya sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di atas rumah masing-masing.

3. Minta mereka untuk menyebutkan tempat BABnya masing-masing. JIka seseorang BAB di luar rumahnya baik itu di tempat terbuka maupun "numpang di tetangga", tunjukkan tempatnya dan tandai dengan bubuk kuning. Beri tanda (garis akses) dari masing-masing KK ke tempat BAB nya.

4. Tanyakan pula di mana tempat melakukan BAB dalam kondisi darurat seperti pada saat malam hari, saat hujan atau saat terserang sakit perut.

Pendalaman / analisa partisipatif dari kegiatan pemetaan.

1. Tanyakan berapa kira-kira jumlah "tinja" yang dihasilkan oleh setiap orang setiap harinya. Sepakati jumlah rata-ratanya.

2. Minta masyarakat untuk menulis jumlah anggota keluarga di atas kertas yang berisi nama KK dan berapa jumlah total "tinja" yang dihasilkan oleh 1 keluarga/rumah setiap harinya.

3. Ajak masyarakat untuk melihat rumah mana (yang masih BAB di sembarang tempat) yang paling banyak menghasilkan tinja. (beri tepuk tangan).

4. Pada penduduk yang BAB di sungai, tanyakan ke mana arah aliran airnya.

5. Pada penduduk yang berada di daerah hilir, tanyakan dimana mereka mandi. Picumasyarakat bahwa bapak/ibu telah mandi dengan air yang ada tinjanya.

6. Ajak masyarakat menghitung jumlah "tinja" dari masyarakat yang masih BAB disembarang tempat per hari, dan kemudian per bulan. Berapa banyak "tinja" yang ada di desa / dusun tersebut dalam 1 tahun? Berapa lama kebiasaan BAB sembarang tempat berlangsung?.

7. Tanyakan kemana Kira-kira "perginya" tinja -- tinja tersebut.

8. Di akhir kegiatan tanyakan: kira-kira kemana besok mereka akan BAB? Apakah mereka akan melakukan hal yang sama?

TRANSEK bertujuan untukMelihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.

Fasilitasi Pemicuan Pemetaan/Doc Pur
Fasilitasi Pemicuan Pemetaan/Doc Pur
Prosesnya adalah fasilitator : 

1. Ajak masyarakat untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang sering dijadikan tempat BAB(didasarkan pada hasil pemetaan).

2. Lakukan analisa partisipatif di tempat tersebut.

3. Tanya siapa saja yang sering BAB di tempat tersebut atau siapa yang hari ini telah BAB di tempat tersebut.

4. Jika di antara masyarakat yang ikut transek ada yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut, tanyakan:

  • bagaimana perasaannya?
  • berapa lama kebiasaan itu berlangsung,
  • apakah besok akan melakukan hal yang sama?

5. Jika di antara masyarakat yang ikut transek tidak ada satupun yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut tanyakan pula bagaimana perasaannya melihat wilayah tersebut.

Tanyakan hal yang sama pada warga yang rumahnya berdekatan dengan tempat yang sering dipakai BAB tersebut.

6. Jika ada anak kecil yang ikut dalam transek atau berada tidak jauh dengan tempat BAB itu, tanyakan apakah mereka senang dengan keadaan itu? Jika anak-anak kecilmenyatakan tidak suka, ajak anak-anak itu untuk menghentikan kebiasaan itu, yang bisa dituangkan dalam nyanyian, slogan, puisi, dan bentuk-bentuk kesenian (lokal) lainnya.

ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL) :  Tujuan : Mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.  Alat yang digunakan

  • Gambar tinja dan gambar mulut
  • Potongan -- potongan kertas
  •  Spidol

Proses

1. Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa tinja bisa masuk ke dalam mulut?

2. Tanyakan bagaimana tinja bisa "dimakan oleh kita"? melalui apa saja? Minta masyarakat untuk menggambarkan atau menuliskan hal -- hal yang menjadi perantara tinja sampai ke mulut.

3. Analisa hasilnya bersama -- sama dengan masyarakat dan kembangkan diskusi(misalnya FGD untuk memicu rasa takut sakit)

 

SIMULASI AIR YANG TELAH TERKONTAMINASI :  Simulasi dengan menggunakan air ini dapat dilakukan pada saat transek, saat pemetaan atau pada saat diskusi kelompok lainnya, dengan tujuan :  Mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air yang biasa mereka gunakan sehar -- hari.

Alat yang digunakan :

  • Ember yang diisi air (air mentah/sungai atau air masak/minum)
  • Polutan air (tinja)

Proses

Dengan disaksikan oleh seluruh peserta, ambil 1 ember air sungai dan minta salah seorang untuk menggunakan air tersebut untuk cuci muka, kumur-kumur, cuci pakaiann dan lain-lain yang biasa dilakukan oleh warga di sungai.

Bubuhkan sedikit tinja ke dalam ember yang sama, dan minta salah seorang peserta untuk melakukan hal yang dilakukan sebelumnya.

Tunggu reaksinya. Jika ia menolak melakukannya, tanyakan apa alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan masyarakat yang sudah terjadi dalam kurun waktu tertentu?

Apa yang akan dilakukan masyarakat di kemudian hari?

Peragaan ini bisa ditambahkan dengan hal-hal lain seperti mencampur sedikit kotoran ke dalam gelas dan minta mereka untuk meminumnya, meminta masyarakat untuk mencuci beras, sikat gigi atau berwudlu dengan air sungai yang telah dicampur dengan kotoran, dan lain-lain.

Begitu dulu fasilitator melakukan perubahan dengan warga. Perubahan tidaklah cepat, tapi perubahan akan berproses dan yakin jika prosesnya benar dan baik maka hasilnya pun akan maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun