"Semuanya harus terlibat. Kita tidak bisa mengandalkan hanya dari sisi kesehatan untuk diberi makanan tambahan, nggak cukup. Karena kalau masalah sanitasinya tidak diselesaikan, kecacingan tidak diselesaikan, kalaupun berat badan anak tersebut berhasil dikeluarkan dari kategori gizi buruk setelah perawatan, saat kembali ke lingkungannya pasti akan kembali (gizi buruk) lagi, bila tidak dipecahkan bersama (masalahnya)", tandasnya.
Hasil PSG 2017 menunjukkan prevalensi stunting pada anak usia di bawah dua tahun (Baduta) mengalami penurunan dari 21,7% (2016) menjadi 20,1 persen (2017). Sementara itu, tren prevalensi kurus/wasting pada Balita juga terlihat cukup menggembirakan, yaitu dari 11,8% (2014) menurun menjadi 9,5% (2017).
Begitu kompleksitas masalah kesehatan, sehingga dibutuhkan sinergitas antara lintas sektoral baik itu keberpihakan dari organisasi masyarakat, organisasi profesi, tenaga kesehatan,
 maupun masyarakat itu sendiri, wajar jika di level kesehatan muncul banyak kelompok-kelompok pendukung ibu dan anak, dengan harapan mereka bisa membantu menyelesaikan persoalan yang begitu kompleks dan penanganan ini tidak hanya diselesaikan oleh pihak Dinas Kesehatan tapi butuh semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif.Â
Kata Kunci adalah Kerjasama Kuat dan Perubahan Perilaku Masyarakat itu sendiri bisa menjadi modal kuat bagi derajat kesehatan masyarakat.Â