Saya melihat sendiri bagaimana mereka menempatkan kusen di posisi yang tepat dengan tingkat presisi yang tinggi.Â
Banyak alat-alat sederhana seperti selang air, mistar, dan meteran yang digunakan agar supaya kusen yang dipasang itu sejajar dengan bata dan semen yang akan ditempatkan di sisi kusen itu. Hal itu sulit kawan-kawan, butuh pengalaman dan jam terbang yang tinggi.
Lingkungan kerjanya pun menurut saya tidak sehat. Para tukang yang memakai peralatan seadanya ini harus bekerja di antara debu-debu hasil bongkaran serta puing-puing yang mungkin mengandung paku di dalamnya.Â
Coba bayangkan menghirup debu bongkaran dalam situasi yang panas di bawah terik matahari langsung, mengangkat puing-puing ini dengan hanya beralaskan sendal jepit, serta naik keatap rumah tanpa alat yang aman? Taruhannya badan bos. Hebatnya lagi semua itu mereka lakukan dengan semangat yang tinggi tanpa mengeluh.
In the name of profit and efficiency, banyak standar keamanan yang diabaikan sehingga mengancam si pekerja itu sendiri. Maka itu wajar bila hal ini membuat kesejahteraan pekerja pun selalu dalam kondisi yang minim.Â
Coba kita lihat beberapa contoh tentang abainya kita tentang keselamatan pekerja. Pada November 2017 terjadi ledakan di pabrik petasan di Kosambi, Tangerang yang menewaskan kurang lebih 50 orang pekerja.Â
Penyebab hilangnya nyawa 50 manusia malang ini sebenarnya bukan karena ledakannya, tapi karena tidak adanya emergency exit untuk keluar dari pabrik yang menyebabkan angka kematian cukup tinggi.
Dari titik ini, saya mencoba untuk merefresh memori saya pada waktu saya tinggal di Belanda dulu. Saya ingat, teman saya seorang bule Jerman waktu itu ingin memperbaiki atap rumahnya.Â
Untuk itu, kami mencoba untuk memanggil tukang. Di sana, tukang-tukang itu harus Anda harus booking jauh-jauh hari karena mereka juga memiliki banyak orderan.Â
Selang 5 hari, para tukang datang dengan truk berbelalai yang memungkinkan si tukang untuk naik dengan aman. Selain itu, protective gear yang muktahir seperti mask dan helm juga dikenakan.Â